Aku Bukan Diriku

By. Antenia Jelni Waruwu

Aku Bukan Diriku
Picture by Antenia Jelni Waruwu

ClaretPath.comAku Bukan Diriku

Dedaunan menari seirama hempasan angin 
Tak ada umpat atau marah serta caci 
Menurut pada takdir di bawah kaki 
Katanya ia akan terus menari walau patah tulang-tulangnya 
Bila esok masih bayang-bayang 
Ia pasrah akan hidup dan segala yang masih kelabu 
 
Dewata yang Agung! 
Adakah jalan penghabisan di ujung sana? 
Tiadakah akhir dari setiap lelah yang bermula? 
Jalan ini terlalu panjang untuk kuikuti 
Dan lorong-lorongnya terlalu sempit untuk aku yang tak sabar 
Ikut saja alur ciptaan mereka 
Tanpa tahu akhir dari kisah rumit ini 
Aku lelah!  
Aku merindukan diriku  
 
Aku merindukan masa kanak-kanak 
Saat dosa masih jauh dari pikiran 
Dan takut jatuh masih kusimpan di kuil terbengkalai  
Saat  bintang-bintang masih jadi teman cerita 
Dan mimpi-mimpi masih terbang tinggi di awan 
Dan apinya membara di sepanjang jalan 
 
Ah,  
Semua telah jadi cerita usang tak terawat baik 
 
Keadaan suka memaksa 
Pada tutur tentang kebenaran yang mereka sepakati  
Yang berdiri pada ketinggian miliknya 
Adakah aku masih diriku? 
 
Saat segalanya patuh pada tekad mereka  
Saat hidupku adalah tontonan yang menghibur 
Dan aku hanya keindahan di mata rasa puas 
Bagai jangkrik kecil bersuara kala sepi malam menyapa  
Musibah, ujian, petaka, menampar wajahku 
Derita, kecewa, putus asa, mencintai hidupku sangat 
Kalah bergulat, diledek mimpi yang kuciptakan...  
Ah sudahlah...! 

By. Antenia Jelni Waruwu. Siswi XII IPA 2, SMA Negeri 11 Medan