ClaretPath.com – Beristirahat seperti Yesus
- Sabtu, 8 Februari 2025, Pekan Biasa IV
- Injil Markus 6:30-34
Para murid sukses. Mereka pulang dari tempat misi masing-masing dengan cerita yang menggembirakan. Dua belas murid Yesus “mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka” (lih. Mrk 6:13).
Yesus mendengarkan semua kisah tersebut, “semua yang mereka kerjakan dan ajarkan” (lih. Mrk 6:30). Lalu, Ia mengajak mereka untuk beristirahat sejenak.
“Marilah menyendiri ke tempat yang terpencil, dan beristirahatlah sejenak!” (Mrk 6:31). Mereka memilih pergi ke tempat terpencil. Mereka berharap, di tempat terpencil tersebut, mereka bisa sendirian merayakan keberhasilan dalam misi perutusan.
Sayangnya, harapan mereka tak kesampaian. Banyak orang mengetahui arah kepergian mereka. Orang banyak itu paham betul, tempat terpencil mana yang akan Yesus dan para rasul-Nya tuju. Orang banyak tersebut sudah kenal baik kebiasaan Yesus dan para rasulnya sehabis menyelesaikan sebuah misi perutusan.
Dalam Injil Markus ini (Mrk 6:30-34), juga dalam Injil Matius (bdk. Mat 14:13-14), tempat tersebut tidak tertulis namanya. Kita mendapat informasi nama tempat tersebut dari Injil Lukas, yaitu Bethsaida (lih. Luk 9:10), atau bisa juga kemiripan kisah dari Injil Yohanes, namanya Danau Tiberias (lih. 6:1). Namun, semua injil tersebut merujuk pada satu tempat yang sama situasinya, yaitu tempat terpencil. Tentunya, tempat ini bagus sebagai sebuah tempat beristirahat.
Tuhan Yesus membangun sebuah kebiasaan dalam pelayanan para rasul agar selalu mempunyai waktu istirahat. Tuhan Yesus tidak ingin para rasul-Nya menjadi orang yang gila pelayanan atau gila kerja (workaholic). Selalu saja harus ada waktu untuk beristirahat, terutama berhenti sejenak untuk makan bersama (lih. Mrk 6:31).
Selain itu, tempat beristirahat pun harus mendukung. Tuhan Yesus tidak mengajak para rasul-Nya beristirahat ke tempat ramai. Sebaliknya, Ia mengajak mereka ke tempat terpencil.
Tempat ini menjadi favorit Yesus dan para rasul-Nya, karena di sana bisa sendirian. Itulah tempat istirahat mereka, yaitu tempat terpencil.
Beristirahat seperti Yesus dan di dalam Yesus
Dalam Pesan Paus Fransiskus pada Hari Orang Muda Katolik Sedunia Ke-39 (24 November 2024), ia mengatakan, hendaknya kita pun dalam peziarahan kita di dunia ini, ada waktu untuk beristirahat. Namun, kita harus beristirahat “seperti Yesus dan di dalam Yesus” (like Jesus and in Jesus).
Tuhan Yesus memahami dengan baik kapasitas tubuh kita. Dia paham betul kecapaian manusia, karena Dia pun manusia, sama seperti kita. Oleh karena itu, ajakan untuk beristirahat menjadi salah satu panggilan yang penting.
Tuhan Yesus bersabda: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat 11:28). Dengan sabda-Nya ini, Tuhan Yesus menghendaki agar kita beristirahat di dalam Dia.
Inilah ajakan Tuhan Yesus yang sangat bermakna bagi kita di zaman ini yang tiada henti bekerja. Dia mau agar kita pun memberi waktu untuk beristirahat. Hal inilah yang telah Tuhan Yesus lakukan bersama para rasul setelah mereka menyelesaikan misi perutusan mereka.
Marilah kita menciptakan “tempat terpencil” kita masing-masing, yaitu tempat kita berjumpa dan beristirahat bersama Tuhan Yesus. Di sanalah kita akan menerima kuk dari-Nya yang sangat menyenangkan, sehingga ringan beban hidup kita (bdk. Mat 11:29-30).
Pecinta Literasi