“Setelah sekian lama menghilang……”
ClaretPath.com-Di sudut kamar, tempat biasa kumemeluk cahaya senyap bersama lirih rasa cinta, sesuatu yang bernama getaran keluh cinta itu kembali mengusik pikiranku. Ia mengganggu budi bahkan mencederai hati yang rentan pecah akibat kealpaanmu selama ini.
Asal saja kamu tahu bahwa hari-hari hidupku yang biasanya penuh dengan tawa ria, kini berubah menjadi sebuah kehampaan belaka. Kursi, tempat dudukmu di ruang kelas Aristoteles yang menjadi awal dari semua kisah ini, kini kosong tak terisi bahkan tak bernilai bagiku. Senyum manis dan canda tawamu yang selalu kutemukan di kursi tempat dudukmu saat mengabadikan pelajaran dan perasaan, kini benar-benar kosong sebab kamu tidak masuk kelas belakangan ini. Kamu pergi menghilang entah ke mana. Entah kenapa kamu tiba-tiba menghilang tanpa kabar yang tanpa kamu sadari dan ketahui telah membakar hatiku.
Memang hadir atau tidak di kelas itu adalah keputusan dan kebebasanmu. Aku tidak bisa mengintervensi atau mengatur-atur kebebasan pribadimu itu. Meski begitu, aku cuma mau sampaikan ini kepadamu saat kau telah kembali dari kealpaanmu selama ini: “Tolong jangan pergi lagi. Bukan apa-apa tapi sakit rasanya bila terlalu lama menunggu. Cukup buku daftar hadir saja yang mencatat kealpaanmu selama ini. Sedangkan buku cintaku ini jangan kaucoreti lagi dengannya.”
Saat kamu tidak ada, aku merasa sakit walau tidak sakit. Biar pun begitu, aku harus tetap kuat menahan tikaman sinar mentari dan cibiran teman-temanku perihal sikap diam dan ketidakhadiranmu selama ini. Semoga saja, dengan meninggalkan goresan hatiku yang terjebak dalam spasi merindu ini di atas tempat duduk online-mu, kamu bisa segera membacanya dan kembali mengisi kelas dan hati yang sudah cukup lama kamu tinggalkan ini.
“Selamat malam…maaf ya, baru bisa memberitaumu sekarang soalnya sinyal di tempat tugasku selama ini sangat susah. Untunglah kini aku sudah menemukan tempat yang sinyalnya agak bagus sehingga aku bisa menghubungimu. Selama ini aku mendapat tugas untuk pergi mengabdi sebentar di masyarakat. Sykurlah, sudah selesai dan esok aku akan kembali….sekali lagi maaf ya. See you”—-Sepenggal pesan WhatsApp dari nomor yang tidak dikenal.
***
“Tetap buka mata
Biar tidak hilang data
Tetap buka mata
Biar tidak hilang kata
Tetap buka mata
Walau perih
Tetap buka hati
Walau pedih”
***
Matani, Hari Ketujuh dalam Bulan Kesebelas Tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga
#Yang_masih_menunggumu_pulang
_Balutan_spasi_merindu….#
Mahasiswa Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira-Kupang. Pencinta kopi, senja dan novel Jonathan Livingston, Karya Richard Bach.