Penaclaret.com - Kapankah reda? Sekian panjang menjatuhkan air ke bumi. Tidak lelahkah? Aku yang merindu, merasa lalu walaupun bukan pemberi hangat... Namun tak mesti hadirmu kusalahkan hingga sore ini. Adakah, yang lebih setia darimu? Membasahi, meski ribuan hujatan, keluhan pun penolakan tak ampuh membuatmu mengakhiri diri Pada empunya, Kau wujud berkat Yang mengusap wajah pratala Dengan kasih tak berujung.. Mengamati setiap rintik, Yang terlalu peka ditanggapi kehidupan... Hadir dengan kebaikan Aku mengaguminya Kala ia menjadi curahan titik yang menyegarkan... Aliran terjun yang bebas, tanpa ada cegat... Kehidupan dibelai berkat Hingga jumlah mereka bertambah, subur... Bunga di taman pun, merasa demikian Mekar indah, dengan pikatan warna Penyair bangkit dari kerapuhan Posisi kian diraih lagi Kata- kata alamiah mulai terangkai .... Karena Hujan itu ajaib Mentahir kata- katanya yang lama sakit dan hilang.... Tampak adanya... Bentangan tebal bernama langit Di taksirkan sebagai perisai kuat bagi gerangan petir bersama karibnya, kilat.... Risau, layaknya benalu yang berparasit pada langit .... Menggetarkan penghuni bumi Menggelegar, menyala dengan menggores langit pada garisan putih... Titik air menghunjam bumi Di sela deras Kilat dan petir memainkan peran...
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.