Alkisah yang Bernama Luka | Puisi

Fr. Leonardo Aditya Bagus Pratama

Sumber Gambar: https://cahyadi-takariawan.web.id/cara-menghibur-diri-ketika-sedang-sedih/
ClaretPath.com - Mampirnya sekujur tubuhmu,
Bagai hujan yang datang tanpa janji bertemu.
Tawa dan canda berubah jadi air mata
Mungkin lebih baik demikian,
Daripada memilih percaya.

Halimun senja,
Lagi-lagi membuka rahasia
“sekujur tubuhmu akan berlalu pergi”, kata anak hujan
“baik, akan kuseduh kopi
lalu silahkan menjemput sepi”, sahutku membatin.

Tanpa lambaian
Dan aba-aba,
Sekujur tubuhmu memetik kamboja
Dan pergi menyeduh luka.
Hati-hati saat mengendarai jiwa,
Untuk menujuh rumah yang berbeda
Meski kepergianmu menjanjikan.
Luka yang tiba-tiba.