Penaclaret.com – Zaman kita sekarang ini merupakan masa di mana informasi menjadi hal yang lumrah. Kita bisa dengan mudah memperoleh informasi kapan saja dan di mana saja. Selagi kita memiliki smart-phone dan pulsa data atau wifi, kita bisa memperoleh informasi-informasi yang kita inginkan, entah via youtube maupun platform sosial media seperti facebook, whatsapp, twitter dan room chat.
Segala sesuatu sudah ada dalam google. Mau mencari informasi yang paling vulgar, info seputar dunia politik, dunia olahraga, seputar artis-artis sampai yang paling kudus pun, semuanya sudah tersedia di sana.
Namun, dalam iring-iringan kemajuan dunia ini (kemajuan yang memudahkan kita tentunya), rupanya ada “penyusup”. Fake news atau nama lainnya hoax itu salah satu dari sekian banyak penyusup.
Berita-berita yang terproduksi setiap harinya itu tidak melulu berita-berita yang benar. Ada berita-berita yang sifatnya destruktif, yang memecah belah masyarakat dan membodohi sidang pembaca. Ada pula yang berlatar belakang ekonomis, yakni membuat judul berita se-fantastis mungkin agar mendapat like, comment, share dan subscribe sehingga kantong celana menjadi tebal. Padahal berita-berita tersebut tidak mengandung kebenaran.
Inilah post-truth! Inilah kejahatan di dunia cyber yang sangat berdampak pada kehidupan nyata!
Menjadi Garam dan Terang Dunia
Sebelum melangkah lebih lanjut, penulis ingin merefleksikan sedikit tentang garam dan terang dunia sebagaimana tertuang dalam Injil Matius 5:13-16. Bacaan Injil ini sekiranya bisa memberi secuil inspirasi untuk merefleksikan tentang Claret.
Misionaris Claretian penghuni Komunitas Teologado Claretiano de Centroamérica, El Salvador