Penaclaret.com – Pater Claret adalah sosok yang sangat karismatik. Semangatnya tidak pernah padam. Sejak masih anak-anak, Claret sudah sangat terkesan dengan cara hidup sebagai seorang pelayan Allah. Claret kecil yang bertubuh mungil tidak pernah absen untuk berdoa dan memikirkan hal-hal surgawi. Ia ingin menjadi penyelamat jiwa-jiwa bagi mereka yang hendak jatuh ke dalam api neraka. Claret kecil membangun komitmen bahwa suatu hari nanti ia harus menjadi seorang yang tangguh dan siap diutus ke mana saja, ia mau menyelamatkan sebanyak mungkin orang, mencegah mereka yang berjalan menuju penderitaan abadi (neraka).
Dalam bermisi, Claret tidak pernah kehabisan cara agar bisa menyelamatkan banyak orang. Di balik tubuh pendeknya, ia punya visi yang mengagumkan dalam karyanya. Claret selalu tergerak oleh kobaran api Roh Kudus untuk bermisi mewartakan Kerajaan Allah. Baginya, misi bukan hanya sekadar hadir di tengah umat, melainkan bagaiamana menggerakkan mereka dengan sarana-sarana yang ada. Selain merayakan Ekaristi, Claret selalu mempunya alternatif lain demi mengembangkan iman umat. Ia menggunakan semua sarana yang mungkin dalam bermisi. Sarana-sarana yang digunakan telah menghasilkan buah-buah yang bermanfaat. Sungguh mengagumkan bukan? Claret seperti seorang ayah yang mengerti betul apa yang dibutuhkan anak-anaknya. Ia tahu mainan apa yang layak diberikan kepada anaknya.
Dalam autobiografinya, Claret mencantumkan beberapa sarana yang digunakannya untuk bermisi di tengah umat Allah. Sarana-sarana tersebut adalah: Doa, Katekismus untuk Anak-Anak, Katekismus untuk Orang Dewasa, Khotbah-Khotbah, Latihan-Latihan Rohani St. Ignasius, Buku-Buku dan Selembaran-Selembaran, Percakapan Persahabatan, Medali, Patung, Rosario dan Skapular. Claret tidak hanya sekadar menjadikan sarana-sarana sebagai bumbu penyedap dalam bermisi, tetapi juga menjadikannya sebagai untuk dorongan bekerja demi kemuliaan Allah dan keselamatan jiwa-jiwa. Claret ingin sarana-saraan yang digunakannya dapat berbuah demi pewartaan Kerajaan Allah.
Dalam seluruh misi Claret, ia tidak pernah menjadikan dirinya sebagai subjek pewartaan. Kristus adalah yang utama dan yang selalu ia wartakan. Sarana-sarana yang digunakan dalam bermisi sangat membantu Claret memperkenalkan Yesus di tengah umat Allah. Ia ingin parfum Kristus sungguh meresap dalam jiwa mereka yang menerima Injil Kristus. Tidak sampai di situ, ia menaruh harapan yang besar bahwa parfum Kristus terus mewangi dalam hidup mereka sehari-hari.
Tom Aquinas, pencinta kopi dan penikmat filsafat Stoa. Sedang belajar di Fakultas Filsafat, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta