๐๐ž๐ฆ๐›๐ž๐ซ๐ค๐š๐ญ๐š๐ง ๐๐š๐ฌ๐ข๐ฅ๐ข๐ค๐š ๐‹๐š๐ญ๐ž๐ซ๐š๐ง

by manado.tribunnews.com

Penaclaret.com – Hari ini, Gereja merayakan pesta pemberkatan Basilika Lateran. Basilika ini merupakan bangunan berarti dalam sejarah Gereja. Bangunan ini didirikan pada masa kejayaan kaisar Konstantinus.

Konstantinus adalah kaisar Romawi pertama yang beragama Kristen. Ia terkenal dengan maklumatnya โ€“ โ€œEdik Milanoโ€ (tahun 313). Edik milano merupakan maklumat kaisar yang berisi perintah bebas beragama dan beribadah.

Edik Milano, memungkinkan orang Kristen yang lama bersembunyi โ€“ bisa unjuk diri. Sebelum Edik Milano, orang kristen hidup di bawah tekanan pemerintah dan bersembunyi dalam bangunan bawah tanah.

Basilika Lateran didirikan sekitar tahun 324 โ€“ merupakan gereja (fisik) pertama yang anggun nan megah. Demikian, Basilika Lateran bisa dilihat sebagai simbol kemerdekaan Gereja. Katakanlah: setelah berabad lama dianiaya โ€“ kini Gereja bangkit dan berjaya.

Dalam warta Nabi Yehezkiel (Yeh 47:1-12), diserukan perihal: โ€œsungai yang keluar dari Bait Allahโ€. Air sungai itu mengalir ke seluruh penjuru. Bait Allah adalah bangunan fisikโ€“keagamaan, yang memiliki peran ganda: sebagai tempat ibadat โ€“ sekaligus sebagai pusat keagamaan.

Orang Yahudi memandang Bait Allah sebagai โ€œBeit Adonaiโ€ (Rumah Tuhan). Rumah Tuhan ini suci nan sakral; tempat mempersembahkan kurban dan medan perjumpaan dengan Tuhan.

Paulus, tentu tahu baik makna Bait Allah dalam tradisi Yahudi dan Kitab Suci. Sebab, ia sendiri pun orang Yahudi โ€“ dari suku Benyamin. Lebih dari itu, ia sangat paham Kitab Suci โ€“ karena telah tamat belajar pada Gamaliel.

Dalam pengajarannya, Paulus menyebut Bait Allah dalam makna yang lebih luas. Bait Allah tidak sekadar merujuk bangunan fisik di Yerusalem itu โ€“ tetapi terutama menunjuk “pribadi” (manusia). Paulus sendiri mencatat: “Bait Allah itu adalah kamu” (1Kor 3:17).

Hampir pasti, Yohanes seia dengan Paulus. Karena itu, ia juga menyebut Bait Allah sebagai simbol yang menunjuk pribadi. Malah Yohanes lebih jauh โ€“ ia melihat Bait Allah sebagai “pribadi Ilahi”, yakni Yesus Kristus.

Dalam Yoh 2:13-22, Penginjil bernarasi tentang Yesus yang menyucikan Bait Allah. Bisa dipastikan โ€“ penginjil pasti menyimpan pesan simbolis di balik kisah ini. Dan, memang itu kebiasaan Yohanes.

Jika Bait Allah adalah pribadi manusia, sebagaimana diajarkan Paulus โ€“ maka penyucian bisa berarti pembersihan diri dari dosa. Sebab dalam keadaan berdosa โ€“ manusia seperti pasar, yang riuh, berantakan penuh barang jualan. Karena itu, perlu dibersihkan.

Bait Allah juga adalah Yesus Kristus “yang di-roboh-kan”, tetapi bangkit kembali dalam tiga hari. Ia sendiri berkata: “Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembaliโ€ฆ Yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah Tubuh-Nya sendiri (Yoh 2:19-21). Dengan demikian, peristiwa pesta Basilika Lateran sebenarnya merupakan pesta diri kita-Gereja sebagai anggota tubuh Yesus, yang tak pernah lepas pisah dari Kristus sebagai kepala tubuh.

Penulis: Ponsy Lg, CMFEditor: Todi Manek, CMF