Claretpath.com–Roky
Kala senja kembali ke peraduan, rembulan dan bintang-bintang pun kembali sekedar menggores kisah. Hari begitu cepat berganti membuat gadis berparas jelita bernamakan “Fanya” seolah tak percaya dengan bergulirnya waktu yang begitu cepat berlalu. Kesepian menjadi sahabat dalam kebisuannya malam. Detakan jam ditanganku seolah menjadi pengganti dia yang kuharapkan. Hanya benda antik itu yang menjadi peninggalan sang idolanya (Roky). Roky adalah lelaki tampan yang memberikan jam tangan di saat Fanya merayakan ulang tahunnya yang ke-22. Jam tangan itu menjadi kado istimewa di mata gadis berparas jelita itu.
Teringat akan hari dimana bersama Roky merayakan kebahagiaannya, ia tak sanggup menahan sayatan hati yang pedih itu. Namun ia terus menantikan suatu janji yang seakan dihempas angin dan belum pasti. Hanya pada kebisuan malam nan sunyi ia bergumam: “Andaikan Ayah tidak memaksaku berpisah darinya, mungkin saat ini, Roky ada bersamaku di hari ulang tahunku yang ke-28 ini. Ya…Ya…hanya litani penyesalan yang tergores manis dalam halaman pahit hidupku”. Lima tahun bukanlah waktu yang singkat, berlangkah tanpa hadirnya orang-orang yang dikasihi ibarat burung yang patah sayapnya. Tak dapat terbang tinggi, ia terpaku pada selembar kisah hidup yang mulai usang termakan usia. Tetapi hati kecilnya terus berharap jika Roky akan mengabarinya secepat mungkin.
Namun sayang harapan itu hanya menjadi sebuah bunga tidur dan pupus ditiup angin malam. Kesunyian malam seolah-olah tak mampu menahan isak tangisnya. Semilir angin pun tak sanggup untuk menyeka air matanya. Ia bahkan merebahkan dirinya ke alas bumi, tetapi sayang segalanya sia-sia belaka. Usahanya kembali kepelukan Roky ibarat mendung yang menanti apakah akan turunnya hujan.?????? Ia terus menangis dan berharap sang Dewata Agung mendengarkan tangisannya. Bahkan hidup bagaikan kuncup mawar yang menanti mekar indah namun terlanjur dipangkas pemiliknya..
**********************
Janji Roky
Teringat akan janji bersama Roky untuk merajut cerita dan menenun kasih dalam kisah cinta hanya dalam kehampaan belaka. Namu Fanya berniat untuk mencari sepasang sayapnya dan merencanakan untuk kembali terbang tinggi menggapai impian yang gagal dahulu. Dengan segera ia membereskan seluruh barang-barangnya termasuk selembar foto Roky. Tak hanya itu saja yang dipersiapkan gadis jelita itu, ia pun mempersiapkan hatinya untuk meyakinkan Roky bahwa hati dan cintanya tak pernah pudar walaupun waktu dan musim terus berganti. Ia bahkan tak peduli pada ocehan ayahnya. Walaupun ayahnya menentang keinginan hatinya untuk hidup bersama Roky, namun ia tetap yakin jika sang Maharendra akan menyulam kembali impiam dan harapan menjadi kekasihnya.
Kini ia telah tiba di tempat tujuan yakni “Semarang“. Sebuah kota yang menjadi markas persembunyian Roky. Dengan pasti ia menyusuri keramaian, lorong-lororng sambil menunjukan foto lelaki pujaan hatinya. Ia berharap ada orang yang mengenalnya, namun sayang usahanya sia-sia, karena seorang pun tidak mengenali lelaki itu. Ia pun tak putus asa, perjalanan dan usaha pencarian terus berlanjut. Namun, dengan pencarian itu ia dikejutkan dengan sosok lelaki berpostur tinggi, tegap bagaikan seorang pramugara berdiri disamping ATM. Dengan segera ia mendekati dan menyapa: “heyyyy!!!! Kamu???…” Tak sepatah kata pun keluar dari mulut lelaki itu. Dengan segera lelaki itu mendadak berkeringat dingin. Lelaki berpostur tinggi, tampan itu berusaha untuk cepat meninggalkan Fanya namun hatinya tidak tega melihat Fanya dalam keadaan seperti itu.. Ia merasa Fanya benar-benar terluka.
Dengan berat hati ia pun mengurungkan niatnya tuk meninggalkan Fanya. Seribu rencana dan sejuta kata yang ia sembunyikan dari Fanya, ternyata tak dapat mengalahkan sebait Doa. Hanya dalam doa Fanya selalu berharap untuk bertemu Roky. Dengan segera lelaki tampan itu mendekati Fanya dan berkata:
Roky Takut Kehilanganmu, Fanya,,,
“Maafkan aku Fay, bukannya aku tidak setia kawan. Tetapi karena aku tidak dapat mengabari keadaan Roky kepadamu, Fay. Tapi aku tidak tega mlihat Roky larut dalam keadaan seperti itu. Roky kehilangan arah dan menjadi bingung dengan arah hidupnya. Roky pun takut kehilangan kamu dan dia tahu pasti Fay; kalau kamu sangat mencintai dia. Bahkan mungkin juga takut jika ada pengganti posisimu dihatinya; Fay”…
“Maksud kamu apa Don??? Aku benar-benar bingung! “Begini Fay ….Semenjak ayahmu tidak merestui kalian berdua dia bingung harus berbuat apa?? Aku hanya bisa menyuruhnya untuk menenangkan diri serahkan semua pada Tuhan dan setelah dua bulan berlalu Roky mengabari tentang kondisinya. Dan sekarang …..sekarang” Dony merasa berat untuk memberitahukan kondisi Roky. Namun rangkulan angin sepoi seakan melanjutkan cerita Dony. Fanya pun tak sanggup mendengarkan semuanya. Hatinya bagaikan disayat pisau karena merasa bersalah atas sikap ayahnya. Dengan hati remuk menunggu apakah Dony masih melanjutkan ceritanya. Namun nampaknya Dony merasa takut dengan hati Fanya yang hancur dan tersayat.
Tetapi Fanya seorang gadis yang kuat dan tegar. Dengan air mata berlinang mengguyuri kedua pipi mungilnya ia berucap: “Tuhan tau apa yg hamba-Nya perlukan….. Tuhan juga tau apa yang Roky butuhkan….. jika memang ia diciptakan untuk menjadi bagian dalam hidupku; Tuhan pastikan menjawabnya …tetapi jika tidak, mungkin Tuhan akan melengkapi segala kekurangn kami …..”. Demikian kalimat Fanya tuk menutupi segala rasa sesak dan sayatan hatinya. Dony tak sanggup untuk menatap wajah Fanya, sebab tangisan gadis jelita itu menjadi obat dalam rasa sakitnya. Karena rasa sayang sebagai sahabat, Dony merangkul Fanya dalam pelukan hangat, dan terbata-bata Dony mengeluarkan kalimatnya penuh hati-hati agar Fanya tidak merasa kehilangan dan terluka karena orang yang di cintainya. “Fay….. sesuatu yg baik itu lahir atas dasar rencana Tuhan”.
Maaf dan Doakanlah Roky
Manusia memiliki kebebasan untuk merancanakan segala sesuatu. Tetapi yang berhak menentukan dan memutuskan hanyalah Tuhan. Ketahuilah bahwa Tuhan tak pernah membiarkan kita berjalan sendirian. Fanya mungkin merasa sendiri tanpa hadiranya Roky, tetapi perlu diketahui bahwa Fanya tidak pernah sendiri sebab dalam doa, Roky kerap kali menyebut nama wanita kesayangannya. Satu pesan yang ia titipkan untuk Fanya kalau aku berencana untuk liburan. Roky berpesan, untuk menyampaikan salam rindu dan doanya untuk Fanya. “Doakan dia juga agar resepsi pentahbisannya berjalan dengan baik. Roky juga menitipkan ini untuk Fanya, maafkan aku dan yang paling penting maafkan Roky. Berdoalah untuk panggilannya karena ia juga membutuhkan doa dan dukunganmu Fay !”
*******************
“Baginya tak ada yang tidak mungkin, karena aku dan kau telah ada di dalam rencana Allah !” Demikian sepenggal kalimat yang menjadi motto Tahbisan Imamat P. Jhosep Roky Diandra , SJ.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.