Yesus Najis | Renungan Harian

Picture by wajibbaca.com

Selasa, 08 Februari 2022, Pekan Biasa V

Bacaan I         : 1Raj. 8:22-23,27-30

Bacaan Injil   : Mrk. 7:1-13

PenaClaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.  Adat istiadat atau tradisi selalu menjadi identitas yang khas bagi setiap orang. Adat juga mempunyai daya untuk mengontrol semua gerak-gerik atau tingkah laku kita sebagai orang yang beradat. Harus disadari bahwa adat tidak melulu melarang melakukan sesuatu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang berkaitan dengan kebaikan bersama.

Di dalam adat-istiadat selalu tersirat nilai positif, moral, etika, dan nilai-nilai kemanusiaan lainnya. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus juga diperlihatkan sebagai seorang yang beradat, dalam hal ini menurut tradisi Yahudi tempat di mana Yesus lahir dan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa. Lantas, bagaimana dengan mereka yang secara sengaja, tahu dan mau melanggar hukum adat seperti yang dituduhkan oleh orang Farisi terhadap Yesus? Tentu saja, di mata orang Yahudi, Yesus sudah melakukan hal yang salah karena tidak sesuai dengan hukum Taurat.

Baca juga :  Bangkitlah dan Angkatlah Mukamu |Renungan Harian

Yesus bersama murid-murid-Nya tidak mencuci tangan sebelum memulai makan. Bagi orang Farisi, tindakan demikian adalah najis. Konon, orang Farisi adalah kelompok orang pintar yang khusus mempelajari hukum Taurat. Bagi mereka, hidup orang Yahudi harus didasarkan pada ketaatan terhadap hukum Taurat. Maka, tidak heran jika dalam beberapa kesempatan, orang Farisi harus bersoal jawab dengan Yesus karena mereka menganggap apa yang dilakukan Yesus tidak sesuai atau bahkan melanggar ketentuan hukum Taurat.

Baca juga :  Membongkar Kenyamanan Diri | Renungan Harian

Sahabat Pena Claret yang terkasih dalam Kristus, tindakan “pembersihan” dalam khazanah Yahudi merupakan sebuah tindakan membersihkan diri dari segala hal yang dianggap najis. Dasar dari semuanya itu telah ditetapkan di dalam Taurat. Akan tetapi, kehadiran Yesus sebenarnya tidak bermaksud untuk mengurangi atau menghilangkan hukum Taurat. Yesus sendiri sebagai Anak Allah sebenarnya “lebih dari” atau melampaui Taurat. 

Sahabat Pena Claret yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, apa yang dilakukan Yesus sebenarnya hendak memberikan kita penegasan bahwa keselamatan sesungguhnya adalah Dia sendiri. Yesus datang sebagai penyelamat yang sejati. Posisi para murid yang duduk dan makan bersama Dia menjadi sebuah gambaran bahwa Ia sendirilah yang mentahirkan mereka dari kekakuan hukum Taurat yang menyatakan najis. Yesus adalah keselamatan yang sejati bagi kita semua. Ia melebihi Taurat. Selamat pagi dan selamat beraktivitas. Semoga Tuhan memberkati kita.