Senin Masa Adven II
Bacaan Pertama: Yes. 35:1-10
Bacaan Injil: Luk. 5:17-26
PenaClaret.com – Ada tiga tokoh atau kelompok utama dalam kisah Injil hari ini yang menarik untuk dicermati dan direfleksikan sebagai pelajaran iman. Tokoh yang pertama adalah Yesus. Di saat Ia sedang mengajar dan menyembuhkan orang sakit, tiba-tiba turunlah dari atas atap rumah sebuah tempat tidur dengan seorang lumpuh di atasnya. Ketika melihat tingkah iman orang lumpuh dan sanak keluarga yang mengantarnya tanpa berpikir panjang, berteori yang muluk-muluk, atau membuat pertimbanga hukum, Yesus langsung menyembuhkan si lumpuh dengan dua sabda, “Hai saudara, dosamu sudah diampuni”, dan “Aku berkata kepadamu: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumah!”.
Kelompok yang ke dua adalah ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Menurut penginjil, mereka ini berasal dari semua desa di seputaran Galilea, Yudea, dan Yerusalem. Mereka datang untuk mendengar Yesus mengajar, tetapi di saat turunnya si lumpuh dari atap rumah dan kemudian disembuhkan oleh Yesus dengan kuasa-Nya, fokus awal kehadiran mereka beralih yaitu dari mendengarkan menjadi kritikan kepada Yesus, “Siapakah orang yang menghojat Allah ini? siapa dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?”. Mereka mengkritik Yesus di saat Ia menyembuhkan orang lumpuh, berbuat kebaikan kepada sesama manusia.
Dan kelompok yang ketiga adalah orang lumpuh dan mereka yang mengusungnya di atas tempat tidur, membongkar atap, dan menurunkannya tepat di tengah-tengah kerumunan dan di hadapan Yesus. Usaha mereka untuk sampai kepada Yesus bukanlah proses yang mudah. Mereka mengambil tindakan beresiko yaitu “naik ke atap rumah, membongkar atap itu, dan menurunkan si lumpuh”.
Dari pribadi Yesus dalam kisah Injil ini kita belajar bahwa berbuat baik adalah tindakan spontan akibat ketergerakan hati. Berbuat baik tidak memerlukan referensi teori yang muluk-muluk yang untuk memahaminya saja sulit apalagi diaplikasikan. Lakukanlah perbuatan baik sesuai dengan kemampuan dan kuasa yang dimiliki di saat perbuatan baik harus dilakukan. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa akan ada orang atau kelompok yang dengan pola pikir dan tujuannya menentang hal baik tersebut. Takjubkanlah mereka dengan tetap berbuat baik.
Melihat tindakan iman yang ditampilkan oleh si lumpuh dan mereka yang mengusungnya, mengantar kita pada permenungan bahwa beriman adalah sebuah perjuangan. Perjuangan membongkar kenyamanan diri, selalu berusaha untuk mencari jalan, dan perjuangan untuk tidak pernah berhenti berharap kepada-Nya. Hari ini kita telah memasuki pekan advent yang kedua. Suatu masa di mana diri diperbaharui, dipersiapkan sebaik mungkin untuk menyambut Sang Penyelamat yang rela turun takhta demi keselamatan umat-Nya, orang-orang yang dicintai-Nya tanpa henti. Mari perkaya diri dengan usaha dan harap yang membuat kita siap menyambut kedatangan-Nya.
Misionaris Claretian. Mahasiswa Pasca-Sarjana di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharama Yogyakarta.