Transfigurasi, Momen Mengabadikan Kebahagiaan

SABDA HARIAN - Oleh Todi Manek, CMF

Mengabadikan Kebahagiaan
Gambar: renunganhariankatolik.video.blog

ClaretPath.com – Transfigurasi, Momen Mengabadikan Kebahagiaan

  • Selasa, 6 Agustus 2024, Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya
  • Injil Markus 9:2-10

Yesus berubah rupa. Itulah peristiwa transfigurasi. Kita rayakan pestanya hari ini. Yesus berubah rupa di depan para murid-Nya, juga pakaian-Nya sangat putih berkilauan.

Lebih dari itu, peristiwa mengagumkan itu sekaligus menghadirkan Musa dan Elia, serta suara penyataan dari Surga, “Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia” (lih. Mrk 9:7).

Berhadapan dengan peristiwa tersebut, reaksi Petrus sangat menarik. Ia meminta restu dari Tuhan Yesus untuk mendirikan tiga kemah. Tujuannya, agar mata mereka tidak memandang Tuhan yang dahsyat, sehingga mati (bdk. Kel 20:19). Namun, jika kita mengamati lebih dalam kata-kata Petrus, rupanya pendirian tiga kemah tersebut ada nuansa untuk mengabadikan momen yang sangat baik dan membahagiakan itu.

Baca juga :  Akhir Zaman

Katanya, “Rabi, sungguh baik kita berada di tempat ini. Biarlah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia” (lih. Mrk 9:5).

Petrus sungguh merasakan kebaikan Tuhan di atas gunung tinggi itu. Itulah sebabnya dia mau mengabadikan momen tersebut. Ia mau pengalaman indah itu tidak berlalu.

Baca juga :  Dipanggil untuk Melayani

Memang ia takut. Namun, ketakutan itu mendorongnya untuk mengatakan sesuatu. Ia ingin kebaikan Tuhan yang dialaminya di atas gunung itu tidak cepat berakhir. Sungguh, ia sangat menghendaki untuk mengabadikan kebahagiaan hari itu.

Petrus menghendaki agar kebahagiaannya menjadi abadi, bukan ketakutannya. Ia ingin lebih banyak mengiventaris momen bahagia daripada ketakutan. Oleh karena itu, hari ini ketika kita merayakan pesta transfigurasi, kita pun berharap bisa mengalami transfigurasi, yakni dengan cara lebih banyak mengabadikan momen baik dan bahagia bersama Tuhan daripada tenggelam dalam ketakutan-ketakutan kreasi kita sendiri.

Baca juga :  Bapak dalam Bayang-Bayang Ketaatan | Renungan Harian