Opini  

Pendidikan dan Guru: “Media Peretas Intoleransi”

Image by Indonesiabaik.id

ClaretPath.com-Pendidikan di Indonesia menjadi tema aktual tanpa batas untuk dibicarakan. UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM) melaporkan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih terbilang relatif rendah, yakni menempati peringkat ke-10 dari 14 negara berkembang. Penulis mencoba meneropong dan men-jaring berbagai faktor terhadap persoalan ini. Salah satu yang sangat kental adalah kualitas para guru. Soal kualitas para guru, Indonesia berada pada peringkat 14 dari 14 negara berkembang di dunia. Data ini diuji beberapa tahun lalu. Akan tetapi, data ini menjadi penting untuk mendobrak logika pendidikan di negara Indonesia.

Baca juga :  Guratan Makna Sosial-Politik Sawah Lodok dalam Pijar Filsafat Aristoteles dan Thomas Aquinas

Hal ini juga  terarfirmasi dengan munculnya berbagai fakta yang dipertontonkan di dunia pendidikan Indonesia. Mutu para guru yang rendah sangat berdampak pada kekerasan terhadap anak-anak di sekolah. Data dari Eksekutif Strategis Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap anak tahun 2016, mencatat bahwa ada 84% anak pernah mengalami tindak kekerasan baik ringan maupun berat dan juga menjadi korban bullying di sekolah. Mutu para guru yang rendah diketahui dari nilai rata-rata uji kompetensi yang hanya mendapat 44, 5% dari 70 % sebagai standar yang diharapkan. Data uji kompetensi ini dilakukan pada tahun 2012 terhadap 460 guru.

Baca juga :  Pemikiran Sosial-Politik Sutan Sjahrir

Menurut penelitian Pusat Pengkajian Islam (UIN) Syarif Hidayatullah yang diadakan sejak 6 Agustus sampai 6 September 2018 terhadap 2.237 guru dari 34 provinsi yang terdiri dari guru TK sampai SMK/SMA, terdapat 53,06 % guru yang setuju dengan intoleran, hanya 32,99% yang toleran dan 3,93% yang sangat toleran (Kompas, 17/10/2018).

Baca juga :  Keadilan Sosial dan Korupsi Politisi

Ini menandakan adanya tantangan yang besar bagi dunia pendidikan Indonesia. Pendidikan diharapkan mampu membentuk manusia untuk berperilaku sebagai makhluk berbudaya dan bersosialisasi dalam masyarakat dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam upaya mempertahankan kesatuan bangsa. Pendidikan adalah upaya menanamkan sikap dan keterampilan pada para murid agar mereka kelak mampu memainkan peranan masing-masing dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.