Pemimpin Ideal VS Pemimpin Otoriter

Menjadi seorang pemimpi merupakan peluang sekaligus tantangan. Peluangnya adalah dia bisa bertindak secara bijak untuk membawa perubahan bagi daerah atau instansi yang dipimpinnya. Pemimpin yang demikian merupakan pemimpin yang ideal. Sementara tantangannya adalah dia tergoda untuk menjadi pemimpin yang otoriter dan bertindak sewenang-wenangnya.

Ibn Rusyd (1126-1198) dalam bukunya yang berjudul Al-Dharuri fi Al-Siyasah menyebut bahwa pemimpin yang otoriter adalah pembunuh kedua orang tuanya sendiri. Dia adalah pemimpin yang mabuk atau gila. Ia tenggelam dalam berbagai kesenangan-kesenangan saja. Pemimpin yang demikian adalah orang yang terpenjara oleh keinginan-keinginan dan ketakutan-ketakutan pribadinya. Ia adalah orang yang diperbudak sebab ia tidak pernah puas untuk memenuhi hasratnya.

Baca juga :  Dilema “Maya”

Ibn Rusyd juga menyebut bahwa sifat yang menonjol dari seorang pemimpin otoriter adalah pesimis, iri, lalim, dan tidak pernah mencintai orang lain dengan tulus. Dia cenderung egois dan hanya mengambil keputusan demi kepuasan diri sendiri tanpa mempertimbangkan orang lain.

Mengikuti Plato, menurut Ibn Rusyd pemimpin ideal adalah seorang filosof. Ibn Rusyd kemudian memberikan sembilan karakter pemimpin ideal. Karakter-karakter ini harus dimiliki dan dipenuhi oleh seorang pemimpin ketika memimpin suatu instansi atau daerah.

1.      Kecenderungan mempelajari ilmu-ilmu teoritis demi mencapai pengetahuan tentang esensi wujud secara pasti dan membedakannya secara aksidental.

2.      Memiliki daya ingat yang kuat dan tidak muda lupa dengan apa yang dia pahami, lihat, dengar, dan ketahui.

Baca juga :  Permainan Bahasa Butuh Logika

3.      Mencintai ilmu dan selalu memperoleh pengetahuan secara sempurna pada cabang ilmu.

4.      Mencintai kebenaran dan membenci kebohongan.

5.      Tidak menyukai kesenangan-kesenangan indrawi.

6.      Tidak terpukau pada harta

7.      Percaya diri dalam mengetahui sesuatu yang bersifat universal dan segala yang eksis

8.      Pemberani

9.      Memiliki jiwa yang cenderung berpihak pada apa yang benar dan baik

Ibn Rusyd juga menambah satu karakter yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu  mengungkapkan apa yang ada di kepalanya secara tepat dan dilaksanakan juga secara tepat. Semua karakter ini bersifat jiwa yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Sementara secara fisik, Rusyd mengatakan bahwa seorang pemimpin harus memiliki tubuh yang kuat dan tegap.

Baca juga :  Bahagia Kok Pura-Pura?

Akhirnya, menjadi seorang pemimpin merupakan amanah yang perlu dijalankan secara bertanggung jawab dan penuh cinta. Pemimpin yang ideal harus mampu menangkap apa yang dibutuhkan oleh bawahannya demi tercapai kebaikan bersama. Dia tidak boleh otoriter dan bertindak sewenang-wenang. Ini semua demi dirinya sendiri dan orang lain.