Gadis Kecil: Mengapa Yesus berdoa | Renungan Harian

Picture By wordpress.com

Rabu, 02 Februari 2022, Pekan Biasa IV

Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah

Bacaan I          : Mal. 3: 1-4

Bacaan Injil     : Luk. 2: 22-40

PenaClart.com – Beberapa hari yang lalu salah seorang teman mengirimkan video jenaka kepada saya melalui reel Instagram. Video berdurasi kurang dari satu menit itu memuat adegan seorang ayah yang sedang menemani putrinya, berusia sekolahan (> 6 tahun), membaca Kitab Suci. Dan perikop yang dirujuk oleh gadis cilik itu adalah kisah Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di taman Getzemani. Spontan, sang ayah langsung dihujani pertanyaan dari malaikat kecilnya, Why Jesus pray, isn’t he is God. Who is Jeseus’s Father?  Mengapa Yesus berdoa? Bukankah dia adalah Allah? Siapakah Bapa Yesus? Sejenak saya berpikir gadis itu sangat pandai dan kritis.

Baca juga :  Mencari untuk Memperkaya

Para sahabat Pena Claret yang terkasih. Hari ini Gereja mengundang semua anak-anaknya untuk merayakan pesta Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Sebuah peristiwa yang unik; bagaimana mungkin Yesus yang adalah Allah harus dipersembahkan kepada Allah? Formulasi pertanyaan yang mirip dengan gadis kecil di atas.

Sobat Pena Claret yang terkasih, berdoa dan mempersembahkan kurban merupakan tindakan-tindakan kultus yang dapat kita jumpai dalam setiap budaya dan kehidupan kita sehari-hari, termasuk dalam budaya Yahudi di mana Yesus lahir dan bertumbuh. Karena itu, berdoa dan mempersembahka kurban adalah tindakan yang manusiawi.

Baca juga :  Panggilan Hidup

Yesus karena ketaatan yang sempurna kepada kehendak Bapa demi keselamatan semua ciptaan, rela meninggalkan ke-Allahan-Nya untuk menjadi daging dan masuk ke dalam keseharian manusia. Ia masuk ke dalam sejarah hidup manusia: dilahirkan, dibaptis, dipersembahkan, ditolak, bahkan mati di kayu salib. Yesus berempati dan bersolider dengan manusia untuk membawa mereka kembali ke pangkuan Bapa. Banyak keberatan seringkali menceruat, bagaimana kalau Yesus bukan Allah? Tetapi sebagai orang Kristen kita mungkin harus membalik, bagaimana kalau Allah tidak menjadi manusia (Yesus)? (Newman, 2005)

Baca juga :  Renungan Harian Katolik 04/04/2024

Sobat Pena Claret yang terkasih, kiranya kenosis Yesus yang rela meninggalkan ke-Allahan-Nya demi penebusan dosa, mengusik kenyamanan dan mendorong kita untuk bergerak menuju lorong-lorong kehidupan di mana sikap empati dan rasa solider kita sangat dibutuhkan. Menemui mereka yang lapar, menghibur mereka yang kesepian, memberi harapan bagi mereka yang putus asa, dan menguatkan mereka yang kehilangan orang-orang terkasih. Semoga Tuhan membantu kita…