Mempersiapkan Rumah yang Nyaman bagi Tuhan | Renungan Harian

Picture By Liputan6.com

Minggu Adven II

Bacaan I : Brk. 5:1-9

Bacaan II:  Fil. 1:4-6.8-11

Bacaab Injil: Luk. 3:1-6

Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, bacaan Injil hari ini sangat menarik untuk kita renungkan. Penginjil Lukas memulai kisah tentang pemberitaan Allah kepada Yohanes  pembaptis dengan menyebutkan tujuh tokoh besar dunia. “Dalam tahun kelima belas pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi gubernur Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea and Trachonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene, pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes…” Penyebutan ketujuh tokoh besar di atas menjadi petunjuk  kedatangan Allah di dunia ini dalam diri Yesus dari Nazareth. Melalui pemberitaan kronologis yang sangat teliti tersebut penginjil Lukas ingin memberitahukan bahwa keterlibatan Allah dalam sejarah manusia, melalui diri Yesus dari Nazareth, merupakan peristiwa yang konkrit, yang terjadi pada waktu yang pasti, di tempat yang pasti. Kemudian, melalui angka tujuh yang berarti kesempurnaan, penginjil Lukas hendak menyampaikan bahwa keterlibatan Allah dalam sejarah keselamatan manusia, dalam diri Yesus, merupakan suatu peristiwa yang mempunyai makna bukan hanya untuk bangsa Israel, melainkan juga untuk seluruh umat manusia.

Baca juga :  Hidup Versi Allah |Renungan Harian

Sahabat Pena Claret yang terkasih. Masa adven adalah kesempatan berharga bagi kita untuk mempersiapkan diri dalam menyambut kedatangan Yesus di dalam hati kita. Dia mendatangi kita untuk membawa keselamatan dan berbagi kehidupan dan sukacita. Berkaitan dengan mempersiapkan kedatangan Yesus, kita hendaknya belajar dari Yohanes pembabtis. Dia adalah figur yang sederhana, taat dan rendah hati. Yohanes mempersembahkan hidupnya hanya untuk mempersiapkan jalan bagi bagi Dia yang akan datang yang jauh lebih besar dan berkuasa daripadanya. Sikap kerendahan hati Yohanes yang menempatkan Yesus sebagai yang utama dan pertama hendaknya menjadi sikap kita juga. Oleh karena itu, yang paling utama ialah Yesus dan bukan kita dan yang paling mendasar ialah sabda-Nya dan bukan perkataan kita.

Baca juga :  Pengampunan, Membenarkan Perbuatan yang Salah?

Jalan yang dipilih untuk menyambut kedatangan Allah dalam diri Yesus adalah dengan pertobatan. Yohanes pembaptis berseru “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu”.  Pertobatan adalah bentuk persiapan menyambut Yesus yang akan tinggal dalam hati kita. Buah-buah pertobatan harus nampak dalam praktik kehidupan sehari-hari. Pertobatan terlihat dari tindakan nyata, sebab pertobatan adalah respon terhadap kedatangan Kabar Baik, yakni Yesus Kristus Juruselamat. Pertobatan tersebut merupakan sebuah proses terus menerus sehingga pada saatnya hati kita dapat menjadi jalan yang mulus bagi Tuhan dan rumah yang nyaman bagi-Nya.