Di Masa Tua Pun Masih Berbuah

Tema Hari Kakek-Nenek dan Para Sepuh Sedunia Kedua

masa tua pun masih berbuah
Gambar: Screenshot Paus Fransiskus dan Seorang Sepuh dari website www.vatican.va pada katekese ke-11 tentang Masa Tua (Rabu, 25/05/2022).

ClaretPath.com – “Pada masa tua pun mereka masih berbuah” (Mzm 92:15). Inilah kutipan dari Kitab Mazmur yang menjadi tema Hari Kakek-Nenek dan Para Sepuh Sedunia Kedua. Dalam teks Bahasa Inggris, hari khusus ini terkenal dengan sebutan Second World Day of Grandparents and the Elderly.

Hari ini (Minggu, 24/07/2022), perayaan hari khusus ini terjadi untuk yang kedua kalinya. Paus Fransiskuslah yang memulai dan menetapkan hari khusus bagi kakek-nenek dan para sepuh ini. Perayaan hari khusus ini pertama kali terjadi pada hari Minggu, 25 Juli 2021 dengan tema “Aku Menyertai Kamu Senantiasa” (Mat 28:20).

Tema tahun lalu (2021) tersebut merupakan jawaban atas keresahan banyak kakek-nenek dan para sepuh yang kehilangan harapan akibat pandemi covid-19. Dengan mengutip pesan perutusan Tuhan Yesus bagi para murid pada bagian akhir Injil Matius, Paus Fransiskus mau meneguhkan kakek-nenek dan para sepuh bahwa mereka tidak sendirian. Berbagai pengalaman kesedihan dan kehilangan, baik karena isolasi diri yang berkepanjangan maupun karena orang-orang kesayangan meninggal dunia akibat covid-19, hendaknya tidak membuat mereka sampai pupus harapan hidup.

Teks lengkap Pesan Paus Fransiskus pada Hari Kakek-Nenek dan Para Sepuh Sedunia Pertama dapat dibaca di sini:

https://www.vatican.va/content/francesco/en/messages/nonni/documents/20210531-messaggio-nonni-anziani.html

Pesan bagi Kakek-nenek dan Para Sepuh

Masih terkait dengan tema tahun lalu, pada tahun 2022 ini Paus Fransiskus mengangkat tema “Pada Masa Tua Pun Mereka Masih Berbuah”. Kutipan dari Kitab Mazmur ini menampilkan pesan baik bagi kakek-nenek dan para sepuh maupun bagi anak-cucu dan generasi muda pada umumnya.

Baca juga :  Kritik Sebagai Seni dalam Berdemokrasi

Bagi kakek nenek dan para sepuh, Paus Fransiskus berpesan agar jangan takut menjalani hidup pada masa tua mereka. “Penuaan bukan sebuah hukuman, melainkan sebuah rahmat! Berdasarkan alasan ini, kita harus merawat diri kita dan tetap aktif pada sisa akhir hidup kita”.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh kakek-nenek dan para sepuh. Mereka bisa melakukan hal-hal yang dapat merawat kehidupan internal mereka, yakni membangun relasi dengan Allah, seperti membaca Kitab Suci, doa harian, menerima sakramen dan berpartisipasi dalam liturgi. Selain membangun relasi dengan Allah, mereka juga hendaknya merawat relasi yang baik dengan orang lain.

Pertama-tama, mereka harus menunjukkan kasih sayang bagi keluarga, khususnya bagi anak-cucu mereka. Selain itu, mereka juga dapat mendekati orang miskin dan mereka yang menderita untuk membantu baik secara langsung maupun melalui doa-doa mereka.

Jika kakek-nenek dan para sepuh melakukan semua itu, masa tua mereka akan penuh dengan sukacita. Dengan demikian, kata Paus Fransiskus, “Seperti pohon zaitun yang menghijau di dalam rumah Allah (Mzm 52:10), mereka dapat menjadi berkat bagi orang lain yang tinggal bersama mereka”.

Paus Fransiskus juga mengajak mereka untuk berperan aktif sebagai para perajin revolusi kelemahlembutan (artisans of the revolution of tenderness). Mereka harus menjadi guru gaya hidup damai untuk mengajari anak-cucu dan generasi muda agar melihat orang lain sebagai saudara dan saudari. Dengan demikian, dunia sebagai rumah bersama terhindar dari perang.

Baca juga :  Kenakan perlengkapan Senjata Allah

“Hidup bersama dalam damai bukan hanya mungkin (possible), melainkan perlu (necessary),” kata Paus Fransiskus. Oleh karena itu, kakek-nenek dan para sepuh yang mencintai damai urgen terpanggil sebagai para perajin revolusi kelemahlembutan. “Sungguh, instrumen paling berharga yang kita miliki dan yang paling cocok untuk usia kita adalah doa,” kata Paus Fransiskus yakinkan kakek-nenek dan para sepuh di seluruh dunia.

Pesan bagi Anak-cucu dan Generasi Muda

“Mari kita rayakan bersama!” demikian ajak Paus Fransiskus di akhir pesannya pada hari ini. Paus menghendaki agar hari kakek-nenek dan para sepuh ini diperkenalkan di paroki-paroki dan komunitas-komunitas.

Ajakan selebrasi ini tidak dimaksudkan untuk sebuah euforia belaka. Perayaan ini lebih bertujuan agar kakek-nenek dan para sepuh tidak merasa sendirian dan kesepian pada masa tua mereka. “Mari kita pastikan bahwa tidak ada seorang pun yang merasa sendirian pada hari ini!” seru Paus Fransiskus.

Sekiranya kakek-nenek dan para sepuh tidak bisa hadir bersama, Paus mengajak anak-cucu dan generasi muda untuk mengunjungi mereka. “Mengunjungi para sepuh yang hidup sendirian merupakan karya belas kasihan di masa kita!” tegas Paus Fransiskus.

Dalam pesan hari ini, Paus Fransiskus mengingatkan kita agar jangan mengabaikan apalagi membuang kakek-nenek dan para sepuh. Kita seharusnya melihat umur yang panjang sebagai berkat, seperti yang secara tegas tampak dalam Kitab Suci. Selama katekese dalam Audiensi Umumnya beberapa bulan terakhir tentang Hari/Masa Tua, Paus Fransiskus pun mengatakan hal yang sama.

Baca juga :  Kembali Dari Luka

“Para sepuh bukanlah orang buangan untuk dijauhi, melainkan tanda hidup dari kebaikan Allah yang menganugerahkan kehidupan dalam kelimpahan. Terberkatilah rumah tempat tinggal para sepuh! Terberkatilah keluarga yang menghormati para sepuh,” demikian pesan Paus Fransiskus.

Kerjasama Antargenerasi

Dalam Audiensi Umumnya (Rabu, 23/02/2022), yaitu dalam kesempatan katekese pertama tentang Masa Tua, Paus Fransiskus mengajak agar adanya kerjasama antargenerasi. Tidak ada yang lebih penting daripada yang lain. Generasi tua dan generasi muda sama pentingnya. Dalam hidup bersama, generasi tua menyumbangkan pengalaman, sedangkan generasi muda menyumbangkan gagasan baru dan kreativitas. Itulah kekuatan dari setiap generasi.

Jika kedua kekuatan itu disatukan, dunia ini tercipta sebagai rumah bersama yang damai. Dalam pesannya hari ini, Paus Fransiskus mengatakan, “Kebahagiaan adalah roti yang kita pecahkan bersama.” Tidak ada kebahagiaan yang berasal dari keangkuhan setiap orang dan merasa hebat sendiri. Oleh karena itu, kerjasama antarpribadi dan antargenerasi urgen dibutuhkan zaman ini.

Referensi:

  • Pope Francis, Message for The First World Day for Grandparents and the Elderly, Sunday, 25 July 2021.
  • Pope Francis, General Audience, Catechesis on Old Age: 1. The Grace of Time and the Bond between Age and Life, Wednesday, 23 February 2022.
  • Pope Francis, Message for The Second World Day for Grandparents and the Elderly, Sunday, 24 July 2022.