Kasih dan Covid-19

Kasih dan Covid-19
Picture by: PID

ClaretPath.com – Kasih dan Covid-19. Kasih menjadi senjata ampuh untuk memerangi Covid-19. Setiap orang yang beragama maupun yang tidak beragama pasti diajarkan tentang kasih. Kasih sangat berarti bagi kehidupan. Tanpa kasih pasti tidak ada kehidupan. Berhadapan dengan covid-19 yang kian bermutasi, kehidupan manusia mengalami banyak goncangan. Sampai saat ini virus itu terus menyebar. Kematian manusia akibat Covid-19 terus saja terjadi. Lantas kekuatan apakah  yang bisa melumpukan virus ini? Apakah dengan kasih covid-19 akan lenyap dari kehidupan manusia?

Bagi orang Kristiani, kasih merupakan salah satu kebajikan teologal  yang menjadi pedoman dalam menjalani hidup di dunia ini. Kasih diwartakan oleh Yesus sendiri (Matius 22: 37-40, Markus 12:28-34, dan Lukas 10: 25-28). Ketiga Injil ini menerangkan bahwa kasih merupakan inti ajaran Yesus Kristus. Oleh karena itu para penginjil Sinoptik menjadikan kasih sebagai kesimpulan dari keseluruhan narasi mereka. Mereka kemudian mengamini bahwa kasih sejati itu nyata dalam pribadi Yesus. Dia datang untuk menyatakan kasih Allah yang melahirkan keselamatan universal. Dengan itu, Yesus tidak saja mengajarkan bahwa hukum yang utama adalah kasih, tetapi juga Dia rela menyerahkan diri-Nya “self giving love” untuk keselamatan dunia.

Baca juga :  Antara Tawaran dan Kewaspadaan

Viktor Frankl berkata “keselamatan manusia terjadi melalui dan dalam kasih”. Demikian kekuatan kasih yang tidak bisa dipungkiri. Dengan kasih manusia menjadi makhluk yang istimewa. Manusia menjadi istimewa ketika Allah menyatakan cinta-Nya yang termanifestasi dalam diri Yesus Kristus. Yesus Kristus relah disiksa hingga wafat untuk menyelamatkan manusia.  Kasih itu melekat pada manusia. Ungkapan “aku mengasihi maka aku ada”,  mau membuktikan bahwa kasih merupakan kodrat manusia yang mana tidak bisa lepas dari dirinya (Pandor, 2014:78).

Dalam konteks dunia kita yang sedang diliputi duka akibat ganasnya Covid-19, tindakan para medis dan para relawan lainnya yang memperjuangkan keselamatan bagi para pasien Covid-19 merupakan tanda kehadiran kasih yang sungguh nyata. Mereka rela terinfeksi Covid-19 dan bahkan ada yang meninggal dunia. Tidak ada alasan lain selain kasih yang menggerakan mereka melakukan hal mulia ini.

Baca juga :  Jon Sobrino “Voice of the Voiceless”

Covid-19 merupakan salah satu jenis penyakit yang mematikan dalam sejarah peradapan manusia. Banyak orang yang tinggal dalam kecemasan, kesedihan, ketakutan dan keputusasaan akibat ganasnya Covid-19. Ada yang kehilangan pekerjaan dan yang lebih tragisnya kehilangan orang yang berharga dalam hidup. Situasi macam ini sangatlah menyakitkan dan menyedikan.

Jika kekuatan kasih menyelamatkan manusia maka dengan kasih pula manusia mampu melawan virus yang mematikan ini. Dalam kasih ada pengorbanan diri. Pengorbanan merupakan perwujudan kasih yang sempurna. Semangat kerja dan pengorbanan para medis untuk memerangi pandemi merupakan bukti nyata dari kekuatan kasih. Kurang lebih ratusan tenaga medis telah gugur akibat terpapar virus corona. Semangat pengorbanan diri yang dilakukan oleh para pejuang kemanusiaan ini patut disyukuri. Kasih itu sungguh nyata dalam diri mereka.

Baca juga :  Manusia dan Perjamuan Allah

Sebagaimana pengorbanan yang dilakukan oleh Yesus Kristus, hal serupa juga yang telah dilakukan oleh para relawan yang telah gugur melawan Covid-19. Kematian mereka menjadi tanda bahwa di atas penderitaan yang sedang melanda bumi akan ada sukacita yaitu Covid-19 akan lenyap dari bumi manusia. Tiba saatnya kita semua untuk berjuang bersama melawan Covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan agar mengurangi angka kasus positif Covid-19. Mari kita terus menyebarkan kasih dalam situasi sulit ini.