Aku tengah belajar mencari arti dari ziarah panjang ini Tentang maunya Tuhan saat menempatkan Hawa di sisi Adam Atau tentang aku yang tak butuh banyak alasan untuk mencintaimu Suatu petang, saat beradu tanya tanpa ujung Sepasang sayap waktu merengkuhku membawaku pada lipatan-lipatan hidup yang bersembunyi di balik setiap detik berharga Aku adalah ciptaan dari tidur yang sahaja Dari rusuk yang tak pernah memimpikan seorang perempuan, kecuali sang Khalik. Kesepian kah seorang laki-laki sampai ia butuh perempuan sebagai teman? Petang sudah malih jadi guratan malam yang khusuk Lalu cinta itu datang dalam wujud sepasang kekasih yang kasmaran Di bawah rembulan mereka kidungkan sebuah ikrar yang dikukuhkan semesta Untuk berbagi dan menyembuhkan luka Dan mereka mengucap selamat tinggal pada kesendirian Cinta telah merenggut aku dan kau Menempatkan kita dalam dekapannya yang paling rahasia Menuntun kita menuju harapan yang berdiri di antara badai Sesekali ia ajak kita berjalan bersama airmata dan senyuman, Meninggalkan kita sendiri bergulat dengan darah dan maut Menyembuhkan kita dengan ketulusan yang tak sempat mati di depan luka Sampai kita tahu bahwa tawa dan tangis adalah keniscayaan Dan kematian raga adalah kehidupan jiwanya Cinta adalah ujian paling sulit Dan kita adalah kepingan fana Kelak kita akan dihadang kerumitan dari sebuah rahasia Sampai kepercayaan jadi asap di atas khayalan Dan kita terjebak dalam belukar yang penuh curiga Sampai kita berpisah di tengah persimpangan tanpa titik temu Kau bersama angan-anganmu Dan aku bersama anak-anak yang lahir dari rahim keabadian Kita akan bertemu kembali di ujung kerinduan Pada panggilan dari sebuah maaf yang telah insaf Sampai kita paham kesalahan butuh jalan pulang Kita perlu jatuh cinta lagi. Aku dan dirimu. Seperti dulu Saat kita bermain-main di tengah surai yang belum tercemar Melihat anak-anak bertelanjang dada yang saling kejar tanpa takut terluka Atau petani yang melihat harap pada sepetak sawah kering. Kekasihku, yang padanya kutumpahkan semua kelemahanku Tidakkah kau lihat senyum dewata di wajah anak-anak kita? Tidakkah kau lihat iblis yang berpaling dari setia kita? Aku ingin jatuh cinta lagi. Begitu juga kau. Langit tak lagi legam Fajar sudah timbul Kecuplah keningku di bawah cahaya pertama dari sebuah pagi. Biar anak-anak kita tahu cinta sejati selalu menemukan jalan pulang.
Menamatkan Studi S1 di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Staf pengajar di SMA Pancasila, Borong. Tinggal di Paroki Borong.