Gara-gara Tuhan, Baksonya Jadi Tidak Enak! |Renungan Harian

Picture By makanjogja.com

Rabu Pekan Biasa XXXIV

Bacaan Pertama: Dan. 5:1-6.13-14.16-17.23-28

Bacaan Injil: Luk. 21:12-19

“tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang.” Lukas 21:18

Penaclaret.com – Pergulatan iman memang tidaklah mudah, apalagi berhadapan dengan dunia luar. Sahabat Pena Claret yang terkasih, Injil hari ini menegaskan, Yesus menjamin kita bahwa meski tidaklah mudah pergulatan akan iman, kita tetap aman. Tidak ada yang bisa mencelakai kita selama kita bertahan di dalam nama-Nya.

Tiga tahun lalu, ketika pertama kali saya diajak makan di sebuah rumah makan di kota Jogja, ada pengalaman yang begitu menarik sekaligus autokritik untuk saya. Untuk pertama kalinya saya merasa malu dengan identitas saya sebagai orang Katolik. Waktu itu persis setelah pesanan kami berdua tiba, kami pun saling melirik memberi kode agar segera menyantapnya. Kebetulan yang kami pesan adalah bakso. Menunya biasa, cuma karena makannya di Jogja itu jadi spesial.

Baca juga :  Orang Baik Pun Salah, Prasangka Buruk Mendominasi

Teman saya dengan entengnya menyeduh kuah bakso, sementara saya masih bergulat untuk memulai seduhan pertama kuah bakso itu dengan tanda salib atau tidak. Saya ingat waktu itu di sekeliling kami ada begitu banyak pengunjung yang dari busana yang mereka kenankan menunjukkan bahwa mereka berkeyakinan lain. Singkatnya, saya malu membuat tanda salib dan segera menyusul teman saya yang sudah menghabiskan setengah kuah baksonya. Saya menyantapnya dengan situasi batin yang sulit.

Baca juga :  Makan!

Jogja memang kota yang penduduknya menjunjung tinggi nilai toleransi. Kisah saya di atas menunjukkan bahwa memang tidak selamanya situasi dari luar diri yang membuat pergulatan iman kita begitu sangat berat. Ada begitu banyak hal dari dalam diri kita yang bahkan kita tidak sadari adalah sebagai penghambat, penganiaya, dan musuh bagi iman kita. Ini disadari ketika di kesempatan berikutnya saya berani membuat tanda salib dan berdoa sebelum menyantap bakso di rumah makan yang sama dan dengan situasi sekeliling yang sama. Tidak terjadi apa-apa, dan baksonya terasa lebih nikmat karena batin yang teduh.