Minggu Pekan Biasa XXVI
Bacaan Injil: Mrk9:38-43.45.47-48
Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret, dalam bacaan Injil hari ini kita mendengar kisah para murid Yesus melihat orang yang bukan berasal dari kelompok mereka melakukan pengusiran setan atas nama Yesus. Pengalaman itu menimbulkan ketidaksetujuan dalam diri mereka. Yohanes bahkan mengatakan bahwa mereka mencegah orang tersebut. Menanggapi sikap ekslusif para murid, Yesus menjawab dengan bijaksana “Jangan kamu cegah dia! Sebab tak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawa kita, ia di pihak kita” (Mrk 9:39-40).
Sahabat Pena Claret yang terkasih para murid memandang bahwa hanya komunitas merekalah yang layak dan pantas melakukan mukjizat atas nama Sang Guru. Kuasa yang melahirkan kebaikan hanya mengalir dari satu sumber yaitu komunitas Yesus. Pandangan para murid yang demikian rupanya menerobos waktu dan tiba di saat sekarang. Ketika suatu tindakan kebajikan dilakukan oleh orang atau komunitas seiman ataupun tidak seiman, gerutu “pasti mau pencitraaan, pasti ada rencana penyebaran iman, pasti ingin dilihat baik” dan rasa curiga lain menjadi tanggapannya.
Contoh sederhana, di situasi pandemi Covid 19 yang masih terus menggoncang Indonesia saat ini, banyak berita menyoroti aksi sekelompok orang yang bergerak keluar membantu sesama yang berkekurangan; membagikan sembako, menyediakan masker gratis, membuka warung dengan harga murah, menggalang donasi untuk mereka yang berkekurangan dan berkebutuhan khusus. Aksi mereka ini menuai banyak pujian sekaligus umpatan khalayak. Ada yang berkomentar bahwa aksi ini untuk persiapan pemilihan presiden tahun 2024, bahkan mengisukan tentang kristenisasi dan islamisasi.
Orang melupakan tindakan kebaikan yang dibuat dan lebih sibuk menaruh perhatian kepada prasangka. Yesus menentang kecenderungan ini sekaligus menanamkan optimisme di dalam hati para murid bahwa setiap orang yang melakukan kebaikan bahkan lewat secangkir air sekali pun, ia tidak akan kehilangan ganjarannya.
Sahabat Pena Claret yang terkasih. Selain mengajarkan tentang sikap menghargai kebaikan, Yesus juga bersabda dengan keras tentang aset hakiki manusia, penghargaan atas tubuh. Jika dibaca secara harafiah tampak sadis bahwa Yesus memberi anjuran memotong tangan, kaki, dan mencungkil mata apabila menjadi sarana yang menyesatkan. Pernyataan keras ini tentu memiliki latarbelakang.
Yesus menuntut para pengikut-Nya untuk tidak bermain-main dengan rahmat tubuh yang dianugerahkan kepada mereka. Tangan, kaki, mata, otak untuk berpikir, telinga, dan organ lainnya tidak diciptakan untuk menuntun orang kepada kejahatan mencuri, melukai, menciptakan mesin penghancur, dan membunuh. Sebaliknya seluruh anggota tubuh ini dianugerahkan untuk mendatangkan hidup bagi diri sendiri dan juga bagi sesama. Tuhan memberkati.
Misionaris Claretian. Mahasiswa Pasca-Sarjana di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharama Yogyakarta.