Paus Fransiskus: Kriteria Menjadi Orang Pertama

orang pertama
Gambar: Screenshot Paus Fransiskus sedang memberikan renungan sebelum Angelus (Minggu, 19/09/2021)

ClaretPath.com – “Apakah Anda mau menjadi orang pertama? Layanilah! Inilah caranya,” demikian kata Paus Fransiskus dalam renungan mingguannya sebelum mendaraskan doa Angelus bersama seluruh umat yang hadir di Saint Peter’s Square pada Hari Minggu Biasa XXV, 19 September 2021.

Paus Fransiskus mengatakan, “Kesetiaan kita kepada Tuhan tergantung pada kesediaan kita untuk melayani. Kita tahu hal ini seringkali mahal, karena “rasanya seperti sebuah salib”. Namun, semakin tumbuh kepedulian dan kesediaan kita kepada orang lain, kita menjadi semakin bebas di dalam diri, seperti Yesus. Semakin kita melayani, semakin kita sadar akan kehadiran Allah.”

Makna pelayanan ini merupakan hasil refleksi Paus Fransiskus atas Bacaan Injil Hari Minggu Biasa XXV, Markus 9:30-37. Dikisahkan dalam Injil tersebut bahwa para murid berdebat sepanjang perjalanan ke Yerusalem tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Yesus menanggapi perdebatan mereka ini dengan mengatakan, “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dan pelayan dari semuanya” (Mrk 9:35).

Paus Fransiskus menafsirkan bahwa dengan mengatakan demikian, Tuhan Yesus menginginkan agar para muridnya menjadi pelayan. Tegas Paus Fransiskus, “Nilai seseorang tidak terletak pada semakin banyaknya peran yang mereka lakonkan, pekerjaan yang mereka lakukan, uang yang mereka miliki di bank. Bukan, bukan, bukan, bukan terletak di situ. Kebesaran dan kesuksesan di mata Allah diukur secara berbeda: diukur oleh pelayanan. Bukan pada apa yang seseorang miliki, melainkan pada apa yang seseorang berikan.”

Baca juga :  Paus Fransiskus: Solidaritas Itu Esensi Namamu!

Lebih jauh, Paus Frasiskus menerangkan bahwa melayani berarti memberi tanpa mengharapkan balasan. “Ketika kita melayani mereka yang tidak dapat membalas pemberian kita – orang miskin – merangkul kesulitan dan kebutuhan mereka dengan kasih sayang yang lembut: kita pada gilirannya menyingkap kasih dan rangkulan Allah di sana.”

Hal ini secara nyata diilustrasikan oleh Yesus dengan menempatkan seorang anak kecil di tengah-tengah para murid (Mrk 9:36). Menempatkan anak kecil di tengah-tengah, kata Paus Fransiskus, berarti “menempatkannya di tengah, di tempat terpenting”.

Mengapa harus anak kecil?

Paus Fransiskus menerangkan, di dalam Injil, anak kecil secara simbolis memang berarti kepolosan, tetapi makna lebih dalamnya, anak kecil sungguh-sungguh bergantung pada orang dewasa. “Mereka perlu menerima,” kata Paus Fransiskus.

Baca juga :  Permainan Bahasa Butuh Logika

Inilah alasan Tuhan Yesus memeluk anak-anak demikian dan berkata bahwa barangsiapa menyambut anak-anak kecil, menyambut-Nya (Mrk 9:37). Mereka inilah yang harus dilayani melampaui semua yang lain, yaitu “mereka yang membutuhkan pemberian, tetapi tidak dapat memberi apapun sebagai balasan”.

“Dalam menyambut mereka yang terpinggirkan, ditolak, kita menyambut Yesus, karena Dia ada di sana. Di dalam mereka yang kecil, di dalam orang miskin yang kita layani, kita juga menerima pelukan lembut Allah,” kata Paus Fransiskus.

Atas dasar kenyataan ini, Paus Fransiskus menyampaikan rentetan pertanyaan sebagai gugatan Injil Hari Minggu Biasa XXV ini untuk ditanyakan pada diri masing-masing: “Sebagai pengikut Yesus, apakah saya tertarik pada mereka yang ditolak? Atau malah saya mencari kepuasan diri, seperti para murid pada waktu itu? Apakah saya percaya bahwa menjadi yang pertama berarti melayani?

Secara konkret, Paus Fransiskus melanjutkan, “Apakah saya mendedikasikan waktu untuk “yang kecil”, untuk orang yang tidak punya apapun untuk membalas pemberian saya? Apakah saya perhatian pada orang yang tidak dapat memberi apa-apa sebagai balasan, atau hanya memperhatikan kerabat dan keluarga saya?

Baca juga :  Perpecahan Jemaat di Korintus (1 Kor 3: 1-9) dan Gereja sebagai Persekutuan dalam Kristus

“Inilah pertanyaan-pertanyaan yang perlu ditanyakan pada diri kita masing-masing,” ungkap Paus Fransiskus tegas. Jawaban-jawaban atas semua pertanyaan tersebut membantu kita menjadi “orang pertama” dalam mengikuti Yesus. Inilah kriterianya untuk menjadi orang pertama: melayani secara total, secara khusus memberi perhatian lebih pada mereka yang hanya bisa menerima, tetapi tidak punya apapun untuk membalas.

Pada bagian akhir, Paus menutup permenungannya dengan mengajak seluruh umat untuk mencontohi Bunda Maria, hamba Allah yang rendah hati, sehingga memahami bahwa melayani tidak membuat kita kecil, tetapi sebaliknya membantu kita bertumbuh. Katanya, “Ada sukacita yang lebih ketika memberi daripada ketika menerima” (bdk. Kis 20:35). Lalu, Paus Fransiskus melanjutkan dengan memimpin doa Angelus di hadapan seluruh umat yang hadir.

Teks asli dari uraian ini dapat ditemukan di sini:

https://www.vatican.va/content/francesco/en/angelus/2021/documents/papa-francesco_angelus_20210919.html