Bisikan Manis dari Si Jantung Hati

Penaclaret.com – Claret adalah sosok yang sangat setia. Andaikan Claret hidup di zaman sekarang, mungkin dia akan menjadi  pria idaman dari setiap wanita. Hukum yang mengatakan bahwa perempuan selalu benar dan laki-laki selalu salah dikecualikan bagi Claret. Dia tidak termasuk dalam golongan lelaki buaya darat atau pun yang suka ghosting.  Masih terukir jelas dalam autobiografi Claret awal kisah perjumpaan dengan si jantung hatinya. Perjumpaan yang membawa benih cinta dan akhirnya tumbuh subur dalam hati dan jiwa Claret. Sebuah hadiah berupa rosario dan sebuah buku berjudul El Roser (pohon mawar) yang ditemukan di rumahnya menjadi lembar pertama kisah cinta mereka.  Sejak saat itu, Claret mulai belajar bagaimana mendoakan rosario dengan peristiwa-peristiwanya, litani-litani dan doa-doa lainnya. Hubungan Claret dengan si jatung hatinya semakin mesra bahkan hampir setiap jam Claret selalu menyapanya melalui doa salam Maria. Jarak sejauh enam kilo meter pun tidak ada artinya bagi Claret hanya karena ingin berjumpa dengan si jantung hati di Fusimanya.

Ketika menginjak masa remaja, Claret memperdalam pengetahuan tentang pabrikasi di Barcelona. Sebagai anak dari seorang pemilik pabrik tekstil tidak serta merta membuat Claret berpangku tangan. Ia justru sangat tekun dalam belajar hingga dia menjadi sangat terampil bahkan  Claret mendapatkan penghargaan dari Dewan Perdagangan  La Lonja.  Akan tetapi, di sisi lain Claret merasa hubungannya dengan si jantung hati semakin renggang. Relasi mereka tidak sehangat dulu. Dia merasa ada jarak yang memisahkan mereka. Namun di tengah pergolakan tersebut, satu hal yang pasti yakni Claret tidak akan pernah menduakan si jatung hatinya.  Cinta Claret terukir abadi hanya untuk dia. Bahkan ketika seorang wanita muda dengan paras yang cantik dan badan khas gitar spanyol menggodanya dengan rayuan maut nan sexy, Claret tidak terperangkap sedikit pun di dalamnya.

Baca juga :  Bibit Unggul dari Sallent

Cinta yang dimiliki Claret bukanlah sebuah cinta murahan dan sesaat. Si jantong hati yang pernah menyelamatkan Claret dari bahaya tenggelam ketika ia sedang menikmati indahnya pantai Barceloneta tidak akan tergantikan dari hatinya. Gulungan ombak yang cemburu hendak memisahkan Claret dengan si jantong hatinya. Namun, usahanya sia-sia belaka karena  Claret dan si jantung hatinya mempunyai kekuatan yang lebih besar, yakni cinta yang tulus dan murni. Kita dapat melihat bahwa bukan hanya manusia saja yang ingin merasakan cinta sang Santo melainkan alam pun turut bersaing untuk mendapatkannya. Salah satu dari sekian wujud cintanya kepada si jantung hati adalah ketika Claret menambahan nama “Maria” pada saat dia ditahbiskan menjadi Uskup Agung Santiago, Cuba.

Baca juga :  Karambol dan Claret!

Hari, bulan, dan tahun berlalu sangat cepat tetapi cinta Claret dan si jatung hatinya tidak pernah terlekang dimakan waktu. Hubungan mereka semakin mesra hingga membuat semesta merasa iri. Bisikan manis nan penuh arti dari si jatung hati pun sering terdengar oleh Claret. Setelah menyelesaikan surat gembala tentang Perkandungan Tanpa Noda, sebuah suara  terdegar lirih nan lembut membisikan Bene scripsisti (Engkau telah menulis dengan baik). Dia pun merasakan banyak hiburan rohani, khususnya pada saat Misa dan meditasi. Claret pun diminta oleh si jantung hati untuk menjadi Dominikus masa kini, dalam menyebarkan devosi kepada rosario. Tak hanya itu, bisikan manis tersebut turut mengandung nasihat agar Claret lebih banyak berdoa, menulis buku-buku, membina jiwa-jiwa, dan lebih tenang dalam menanggung penderitaanya di Madrid.

Baca juga :  Claret dan Duka Tanah Cuba

Salah satu peristiwa yang akan selalu membekas dalam hati dan jiwa Claret adalah ketika dia melihat si jantung hati sangat cantik saat berpakaian merah mawar dan bermantol biru. Dia pun membawa banyak kalung bunga mawar di tangan kirinya dan sebuah mahkota bunga mawar sangat indah di tangan kanannya. Sekali lagi bisikan manis nan lembut terdengar merdu, “Mahkota ini akan menjadi milikmu jika engkau menang”. Bisikan tersebut menggetarkan hati Claret.  Cinta yang  dimiliki oleh Claret terhadap si jantung hatinya begitu besar. Bahkan Claret mengatakan bahwa ia ingin segera mati hanya karena ingin berjumpa dengannya. Dalam sebuah seruan Claret mengatakan “O Yesus dan Maria, cinta yang saya punya kepadamu membuat saya ingin mati supaya bisa bersatu denganmu di surga; tetapi kasih ini begitu besar sehingga membuat saya memohon umur panjang supaya saya memenangkan jiwa-jiwa untuk surga. O cinta, O cinta, O cinta!”. Perawan Maria adalah si jantung hati  sekaligus pelabuhan cinta pertama dan terakhir Claret.