Yesus Melawan Tradisi?

Yesus Melawan Tradisi?

ClaretPath.com-Yesus Melawan Tradisi?

  • Bacaan pertama: Kej. 1:20-2:4a
  • Bacaan Injil: Markus 7:1-13

Sahabat ClaretPath yang terkasih, Injil Markus hari ini mengisahkan kepada kita bahwa ada orang-orang Farisi dari Yerusalem yang datang untuk menemui Yesus. Setelah mereka menemui Yesus, mereka mengamati dan menemukan suatu kejanggalan, yakni ada beberapa murid Yesus yang makan dengan tangan najis, tangan yang tidak dibasuh. Orang Farisi melihat tindakan ini sebagai suatu permasalahan yang serius karena bagi mereka makan dengan tangan yang tidak dibasuh adalah suatu perbuatan yang tidak diperbolehkan dan tidak diijinkan oleh adat istiadat.

Tentu penglihatan orang-orang Farisi itu benar bahwa sebagian murid Yesus melanggar adat istiadat yang dijaga dan dipelihara oleh nenek moyang mereka. Namun, dalam hal ini Yesus memiliki suatu pandangan yang berbeda, secara khusus Yesus ingin menjelaskan bahwa sebenarnya yang dipertahankan dan dijaga oleh orang-orang Farisi itu adalah aturan dan ajaran yang dibuat oleh manusia (nenek moyang mereka) bukan aturan atau ajaran yang diberikan dari Allah. Sehingga dalam ayat 6-8 Yesus mengatakan, “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.”

Baca juga :  Claret di Hadapan Pergeseran Paradigma

Tanggapan yang diberikan Yesus melalui ayat-ayat di atas sebenarnya ingin mengingatkan orang-orang Yahudi yang seringkali menomorsatukan kesibukan-kesibukan duniawi dengan aturan-aturan yang mereka buat dan mengabaikan atau menomorduakan hal-hal surgawi, seperti relasinya dengan Tuhan. Yesus tidak setuju dengan pemikiran mereka yang menjunjung tinggi tradisi adat istiadat dari pada Tuhan. Sehingga Yesus mengatakan bahwa mereka adalah orang -orang yang munafik.

Baca juga :  Perjumpaan yang Membawa Sukacita | Renungan Harian

Bila direfleksikan dalam konteks saat ini ada begitu banyak praktik “orang-orang Farisi” yang kita temukan dalam kesibukan kita setiap hari, seperti dalam dunia anak sekolah, kita selalu menemukan ada beberapa siswa yang suka menertawakan temannya saat berbuat salah, dalam dunia kerja, kitapun selalu menemukan ada beberapa pemimpin/atasan yang dengan kuasa kepemimpinannya selalu menuduh orang lain bahwa apa yang dilakukannya adalah salah dan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, dan dalam kebersamaan kita setiap hari, ada beberapa oknum yang suka memperdebatkan dan membesar-besarkan hal-hal sepeleh.

Baca juga :  Cawan Kristus

Semoga dengan bacaan injil hari ini kita semakin disadarkan untuk selalu mengingatkan satu sama lain dalam bekerja sama untuk mencapai suatu kebahagiaan, bukan kita hadir dan selalu sibuk untuk melihat kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri orang lain sebagai senjata yang ampuh untuk melumpuhkannya.