Sulitnya Percaya | Renungan Harian

Surat Untuk Dea
Picture by Tribunnews.com

Kamis, 07 April 2022, Pekan Prapaskah V

Bacaan I         : Kej. 17:3-9

Bacaan Injil   : Yoh. 8:51-59

Penaclaret.com – Perjalanan salib kita bersama Yesus di masa pra-Paskah sudah sampai di bawa Golgota. Banyak hal yang telah kita renungkan dan aktualisasikan hingga saat ini. Oleh karena itu, pertanyaan yang jawabannya sudah harus kita miliki adalah mengenai sejauh mana kita mengerti dan masuk ke dalam misteri Paskah ini? Apakah kita masih bertanya mengapa kita harus pantang ini, sedekah itu, dan berdoa? Kisah Injil hari ini kita renungkan sebagai pertanyaan besar, apakah kita sama seperti orang Yahudi?

Baca juga :  Pesona Sabda Tuhan

Mempercayai bukan perkara yang mudah. Semua orang tahu itu, apalagi mempercayai mereka yang pernah melakukan kesalahan kepada kita maupun yang kesalahannya kita ketahui. Kita semua pasti memiliki teman atau kenalan yang susah sekali dipercaya. Setiap apa yang diungkapkannya dirasa tidak ada potensi benarnya. Ini pasti berawal dari kekecewaan terhadap dia karena mungkin dia pernah melukai kepercayaan kita. Meski hanya satu kali, karena dia telah melukai kepercayaan kita maka untuk selamanya kita menaruh skeptis kepadanya. Apakah itu juga yang mempengaruhi orang Yahudi tetap tidak mempercayai Yesus?

Baca juga :  Lagi Galau | Renungan Harian

Sepertinya terlalu cepat jika mengakui demikian, bahwa Yesus pernah melukai kepercayaan orang Yahudi atau lebih ekstrimnya sepertinya tidaklah terlalu mungkin Allah mengecewakan bangsa pilihan-Nya. Sulitnya mempercayai ternyata tidak hanya karena faktor tadi, tetapi mengerti, memahami, dan mengenal adalah faktor lain yang juga mempengaruhi. Orang Yahudi entah kenapa tidak mengenal Yesus membuat mereka tidak mempercayai Dia. Situasi ini yang memang tampak dalam Injil hari ini.

Baca juga :  Manusia dan Perjamuan Allah

Orang Yahudi kemudian menyinggung Abraham, ya karena mereka mengenal dia. Yesus kemudian coba membalas itu, tetapi tensi ketidakpercayaan orang Yahudi tadi semakin tinggi. Ini memang ada faktor lain lagi yang mempercayai Yesus. Kalau bisa dibilang, orang Yahudi memang tidak mempercayai Yesus yang manusia ini menyamakan diri-Nya dengan Allah. Ini adalah problemnya. Bagaimana dengan kita, sudah sejauh ini mengikuti Yesus, apakah masih ada benih-benih ketidakpercayaan kita kepada-Nya?