Pemuda yang Pulang Kecewa

Banyak sekali kaum muda belakangan ini yang mengejar harta kekayaan, finasial. Namun, Yesus mengajak untuk tidak melekat pada harta dan sejenisnya. Hidup lebih luas dari sekadar harta. Akhirnya marilah mencerna renungan hari ini yang berjudul "Pemuda yang Pulang Kecewa". Juga semoga gambar di atas membantu untuk memahami pesan renungan ini.
Pemuda yang Pulang Kecewa. Picture by pixabay.com

ClaretPath.comPemuda yang Pulang Kecewa

Bacaan pertama: 1Pet 1:3-9

Bacaan Injil: Markus 10:17-27

Yesus berkata kepada pemuda kaya, “Pergilah, juallah segala yang kau miliki dan berikan kepada orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga; dan datanglah, ikutlah Aku.” Pergi. Jual. Beri. Datang. Ikuti. Inilah jalannya. Tapi itu jalan yang sulit bagi si pemuda.

Pemuda yang sedih

Dia tidak bisa melakukannya. Dia kecewa, sedih, berduka. Mengapa? Karena dia memiliki banyak harta. Dia menginginkan kehidupan yang berlimpah tetapi tidak bisa berpisah dengan kelimpahan dalam hidupnya. Tapi itulah yang sebenarnya Yesus inginkan. Kita harus kehilangan dan melepaskan yang menyenangkan bagi kita.

Baca juga :  Kembali Menatap dan Menata Hidup

Kemudian Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata, “Alangkah sukarnya orang yang mempunyai kekayaan masuk ke dalam Kerajaan Allah!” Murid-murid tercengang dengan kata-kata-Nya. Apa yang dimaksudkan Yesus?

Dia memberi tahu kita bahwa keselamatan bukanlah usaha manusia semata. Kita sangat sulit mendapatkan surga. Kita seperti unta besar yang mencoba melewati lubang kecil yang sempit. Dan kita tidak bisa melakukannya. Kita terlalu gemuk dengan dosa, terlalu bergelombang dengan ketidakbenaran. Itu membuat kita tidak bisa menyelipkan diri kita ke dalam surga.

Baca juga :  Yesus: Anti-Materialis

Pesan dari Pemuda yang Pulang Kecewa

Jadi jual semuanya. Kurangi. Sederhanakan. Jadikan hidup kita sekecil dan seberfokus benang. Kemudian mungkin kita bisa masuk melalui lubang jarum itu. Tapi kebesaran kita tidak memungkinkan kita melewati pintu surga juga. Lebih dari itu, Yesus memiliki gudang kemungkinan. Yesus datang untuk membuat jalan.

Baca juga :  Kasih Persaudaraan adalah Buah dari Iman

“Kalau begitu, siapa yang bisa diselamatkan?” Kita bisa. Tetapi sebelum kita bisa diselamatkan, Yesus harus berurusan dengan kita-diri kita yang sebenarnya, bukan diri kita yang didandani. Dia akan melucuti kita terlebih dahulu.