Kembali Menatap dan Menata Hidup

Sumber gambar: Claretpath.com

Hari Rabu Pekan Biasa Ke-XXIV, 20 September 2023

Bacaan I: Tim. 3:14-16

Bacaan Injil: Luk. 7:31-35

Claretpath.com-Para sahabat yang terkasih, popularitas mengarahkan kita pada dua arah yang berbeda. Di satu sisi, keintiman relasi dengan Tuhan tetap terjaga, dan di jalur lain, kita malah menjauh, bahkan menolak karya Tuhan dalam hidup kita. Kita malah mengandalkan diri kita sendiri. Sikap demikian adalah hal yang lumrah. Kebanyakan dari kita justru jatuh dalam jalur yang kedua. Kita lebih mementingkan popularitas dibandingkan bersyukur atas karya Allah yang selalu terlibat dalam pencapaian kita. Kita seolah menutup mata terhadap intervensi dari Allah dalam setiap tapak langkah hidup kita.

Sikap itulah yang hendak dikritik oleh Yesus. Saya mengambil sikap orang-orang Yahudi sebagai objek untuk bisa kita renungkan bersama. Bacaan Injil hari ini merupakan bagian dari satu tema tentang Yesus dan Yohanes. Dengan itu, penginjil mau menunjukkan korelasi di antara keduanya. Bahwasannya, Yohanes Pembaptis adalah seorang utusan Allah, yang membuka jalan bagi Yesus. Karena itu, dalam Luk. 7:27, dikatakan bahwa “Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu” . Di sini peran Yohanes Pembaptis sangatlah Jelas. Bahwa dengan baptisannya, Ia mengantar orang-orang kepada Yesus. Hal itu lebih jelas lagi dalam ayat 29 ; “Seluruh orang banyak yang mendengar perkataan-Nya, termasuk para pemungut cukai, mengakui kebenaran Allah, karena mereka telah memberi diri dibaptis oleh Yohanes”.

Akan tetapi, para ahli taurat dan orang farisi tidak mengambil jalan seperti para pemungut cukai atau pun semua orang lainnya. Mereka justru tidak mau memberi diri dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Tindakan penolakan ini merupakan tanda bahwa mereka tidak mau menerima karya Allah dalam diri Yesus. Dan salah satu alasannya jelas bahwa, popularitas mereka terancam. Jika memberi diri dibaptis, maka mereka akan kehilangan pengikut, dan semua orang akan berbalik dan percaya kepada Yesus. Maka dari itu, mereka tetap teguh dalam keputusan mereka, dan terus menolak Yesus.

Baca juga :  Merespon Cemoohan dengan Diam

Dalam hidup kita, tindakan penolakan itu tidak sering kita lontarkan. Namun, tindakan kita sehari-hari bisa  menunjukkan penolakan kita terhadap campur tangan Yesus dalam hidup kita. Di mana ketika kita tidak lagi mengandalkan Tuhan dalam hidup kita. Atau juga ketika kita terlalu terlena dengan status atau posisi strategis dalam kehidupan sosial dan lupa untuk bersyukur kepada Tuhan atas pencapaian hidup kita. Aksi-aksi tersebut, secara implisit mendeskripsikan sikap penolakan kita terhadap Yesus dalam hidup kita.

Baca juga :  Kesetiaan Wanita

Maka dari itu, sebenarnya Sabda hari ini mau menegur kita untuk kembali menatap dan menata kembali setiap langkah laku hidup kita agar selalu tertuju kepada kasih dan campur tangan Allah. Kalau kita sering bertindak jauh dari kehendak-Nya dan terus mengandalkan diri dan mengabaikan kehadiran-Nya, maka kita mesti Kembali kepada-Nya. Kita mesti berani mengambil langkah maju seperti para pemungut cukai dan semua orang lainnya, yang memberi diri dibaptis. Tindakan mereka itu menunjukkan keterbukaan hati mereka terhadap karya Allah dalam diri Yesus. Karena itu, sekali lagi mari, sebelum kita beranjak ke luar rumah untuk menjumpai dan menjalani pelbagai aktivitas kita sepanjang hari ini, kita kembali menatap dan menata kembali hati, budi, bibir dan langkah kaki kita hari ini agar tidak terantuk dan sebaliknya boleh membawa berkat sukacita dan pertobatan bagi setiap orang yang kita jumpai. Semoga.