ClaretPath.com – Damai Dulu Baru Doa
Kamis, 13 Juni 2024, Pekan Biasa X
Peringatan Wajib St. Antonius Padua
Bacaan Pertama: 1 Raj 18:41-46;
Bacaan Injil: Mat 5:20-26
Para penikmat ClaretPath.com yang terkasih dalam Kristus, salam jumpa lagi dalam ruang permenungan virtual ini. Bacaan injil hari ini merupakan sambungan dari bacaan injil hari kemarin. Gereja memberikan injil Matius 5: 20-26 sebagai bacaan harian untuk kita renungkan bersama. Matius 5: 20-26 merupakan sebuah narasi singkat dari sabda bahagia yang Yesus sampaikan saat berkotbah di bukit.
Yesus menegaskan perdamaian
Penginjil Matius menarasikan bahwa Yesus menekankan soal perdamaian antar sesama manusia. Dengan tegas Yesus mengatakan: bila ada seorang yang hendak mempersembahkan korban (berdoa) tetapi di dalam hatinya masih terdapat kebencian, maka ia harus meninggalkan korban bakaran itu dan pergi berdamai dengan orang yang menjadi musuhnya.
Saya akan menggarisbawahi sebuah kata yang menjadi bingkai permenungan kita hari ini, yaitu ‘damai’. Saya mengajak kita untuk sedikit menjedah dan merenungkan makna terdalam dari kata “damai.” Sering kali kata ini menjadi kontroversial di antara kelompok atau atau bahkan diri kita sendiri, karena dianggap sebagai solusi dari sebuah permasalahan. Sebagai contoh; orang yang pernah memarahi dan memukul kita karena alasan tertentu membuat diri kita enggan untuk berdamai dengannya. Sebab itu, jalan terbaik dari menyelesaikan masalah adalah dengan membalas Kembali perbuatan serupa. Hal tersebut kemudian membuat kita menarik diri dari kata ‘damai’, karena dianggap sebagai kata yang dengan mudah menyelsaikan masalah.
Antara Doa dan Damai
Saudari dan saudaraku terkasih dalam Kristus. Kita melihat secara bersama-sama, bagaimana penjelasan Yesus mengenai kata damai ini. Bahkan sekalipun orang itu berdoa dengan sangat khusyuk (menganggap diri dekat dengan Allah), doa-doanya hanya sebuah kata-kata yang kosong, karena ia tidak mau berdamai dengan sesama. Maka saya merefleksikan bahwa damai adalah garansi untuk dekat dengan Allah. Perdamaian memang sebuah kata yang kecil, tetapi mempunya daya ubah yang besar. Damai tidak hanya soal memaafkan, tetapi soal transformasi diri dari dunia lama menuju dunia baru. Mari kita belajar untuk tinggal dan hidup dalam DAMAI. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
#_ Damai Dulu Baru Doa
Mahasiswa Filsafat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengagum absurditas Albert Camus