Panggilan Untuk Menjadi Agen Kabar Sukacita Injili

Sumber gambar: sejarah gereja st. petrus

Hari Minggu Paskah IV (Minggu Panggilan), 8 Mei 2022

Bacaan I: Kis. 13:14, 43-52

Bacaan II: Why. 7:9, 14b-17

Bacaan Injil: Yoh. 10: 27-30

Penaclaret.com-Hari ini Gereja merayakannya sebagai Hari Minggu Panggilan sedunia yang ke-59. Tema Hari Minggu Panggilan Sedunia adalah “Dipanggil untuk Membangun Keluarga Manusia”. Perayaan ini pertama kali diinisiasi oleh Paus Paulus VI atas keprihatinan berkurangnya jumlah calon imam yang masuk ke seminari. Masalah ini telah melanda Gereja di Eropa pada awal tahun 1950-an. Masalah ini tidak hanya berkaitan dengan masa depan Gereja, akan tetapi akan berpengaru juga terhadap iman dan kasih dari setia umat beriman. Ia percaya bahwa di mana ada banyak panggilan berkembang dalam kominitas Gerejawi, di sanalah terdapat kehidupan yang didasari oleh Injil. Melihat realitas maka Bapa Suci menetapkan Hari Minggu Paskah IV sebagai Hari Minggu Panggilan Sedunia, yang di dalamnya kita berdoa agar Allah mengirim para pekerja bagi Gereja-Nya (Mat. 9:38).

            Gereja merayakan Hari Minggu Panggilan sedunia untuk mensyukuri rahmat panggilan yang sudah hidup dan melayani hidup gereja selama ini sekaligus mengajak segenap umat beriman untuk berdoa bagi pertumbuhan panggilan dan keberlanjutan panggilan khusus menjadi imam dan biarawan-biarawati yang rela mempersembahkan dirinya secara khusus demi memuliakan Allah dalam berbagai pelayanan gereja yang berwajah manusiawi. Dan dalam Injil hari ini Yesus kembali menegaskan bahwa “Dia adalah Gembala yang mengenal domba-domba-Nya”. Dia tahu dan memanggil kita masing-masing dengan nama. Tidak hanya itu! Dia juga memberikan hidup yang kekal kepada kita domba-domba-Nya. Dengan karunia hidup yang kekal, hubungan kita dengan Dia berlangsung selamanya. Dan kehidupan yang kita jalani sekarang  menjadi lebih bermakna dan benar. Jika kita mau menjadi domba Kristus kita mesti selalu menaati suara-Nya dan mengikuti-Nya; dan selalu bersekutu dengan gembala. Sama seperti para murid yang selalu dekat pada Gembala sejati yaitu Yesus Kristus sendiri.  Gembala memberikan hidup yang kekal bagi mereka yang mengikutinya.

Baca juga :  Mengikuti Yesus

            Yesus sebagai patron kegembalaan bagi kita semua, yakni Yesus Gembala yang Baik. Yesus sebagai Gembala yang baik terciri dalam kutipan injil yang kita dengar hari ini. Gembala yang baik adalah dia yang mengenal domba-domba dengan nama mereka masing-masing. Karena itu pula maka domba-domba mengenal suara gembalanya. Gembala yang baik menuntun domba-domba ke padang rumput yang hijau dan sumber air yang tenang sehingga mereka tidak mati kelaparan dan kehausan. Gembala yang baik selalu berjalan di depan domba dengan memberikan contoh dan teladan hidup bagi domba-dombanya. Gembala yang baik adalah dia yang berani melindungi domba-domba dari serangan musuh, bahkan pada akhirnya ia harus mengorbankan nyawanya untuk keselamatan domba-dombanya.

Baca juga :  Justru Mencari Sumber Lain | Renungan Harian

            Pokok utama bagi kita untuk mengikut Yesus sebagai Gembala kita adalah mendengar suara Tuhan. Jika kita tidak suka atau tidak pernah mendengar suara Tuhan, kepastian keselamatan kita diragukan. Mereka yang diselamatkan pasti akan mengikuti Tuhan. Jika kita mendengar suara Tuhan dan mengikuti Dia, ini adalah tanda bahwa kita menerima jaminan keselamatan untuk hidup yang kekal.

            Sikap mendengarkan menjadi pilihan fundamen yang menjadi bagian utuh spirit setiap murid. Barangsiapa menyebut dirinya murid, ia mesti memiliki kesediaan dan kerelaan untuk mendengarkan Guru. Tanpa sikap mendengarkan, para murid kehilangan daya tarik. Karena dengan mendengarkan Sabda Sang Guru, para murid menjadi sadar tentang apa yang terpenting dalam hidup yang mesti dilakukan untuk menegaskan sukacita iman dan memperoleh hidup yang kekal.

Baca juga :  Kami Tidak Tahu | Renungan Harian

            Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap orang yang mengikuti Yesus, dituntut memiliki habitus mendengarkan dalam membangun peradapan kasih dan interaksi sosial yang berdampak secara signifikan bagi pertumbuhan iman dan karakter serta partisipasi dalam mempercepat terciptanya perubahan sosial. Yesus memanggil para murid untuk menjadi penjala manusia. Yang mampu menggugah dan mencerahkan jiwa banyak orang datang kepada Yesus dan siap diutus menjadi agen-agen kabar sukacita injili dan pemimpin yang berjiwa melayani di tengah kehidupan masyarakat yang semakin sekular ini. Sukacita, damai dan harmoni hidup di dunia serta keselamatan kekal menjadi bagian utuh tidak terpisahkan yang diimani, diwartakan dan berusaha dihadirkan dalam dinamika peradaban panggilan Kristiani di dunia.

            Semoga kita mampu menghadirkan dan menegaskan diri secara baik sebagai pribadi-pribadi Kristiani yang memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan membaca Panggilan Tuhan, serta mampu menerjemahkannya dalam pelayanan dan interaksi sosial di tengah masyarakat global dewasa ini. Semoga Tuhan memberkati.