ClaretPath.Com-Nikodemus Salah Paham
Hari Senin Pekan Paskah II, 17 April 2023
Bacaan I: Kis. 4:23-31
Bacaan Injil: Yoh. 3:1-8
Sahabat Pena Claret yang terkasih, salam jumpa dan salam pesta paskah untukmu semua!
Hari ini Penginjil Yohanes kembali menyadarkan kita akan pentingnya dialog bersama Yesus. Dialog dengan Yesus adalah dialog yang membebaskan. Dialog yang menggiring kita pada kehidupan sejati. Kehidupan yang tidak pernah diambil lagi dari kita. Atau dalam bahasa Yesus, kita akan mengalami “kelahiran kembali” (=Anothen).
Salah Paham
Penginjil memiliki satu pola yang sangat menarik, yakni salah paham (inggris= misunderstanding). Penginjil menunjukkan bahwa, Yesus membuat satu pernyataan yang membingungkan, kemudian pernyataan atau metafora yang diberikan oleh Yesus disalahpahami oleh lawan bicaranya. Di tengah kesalahpahaman itu, Yesus memberi penerangan pada lawan bicara hingga metafora yang diberikannya, dapat dimengerti oleh lawan bicaranya. Karena itu, saya merefleksikan bahwa, teknik kebidanan (meauticha teckne) ala Socrates cocok untuk mendeskripsikan dialog antara Yesus dan Nikodemus. Yesus menggunakan metode dialektika untuk menggiring Nikodemus kepada “kelahiran kembali”.
“Kelahiran kembali” merupakan titik tolak percakapan hangat antara Yesus dan Nikodemus. Rupa-rupanya, ada salah pemaknaan Nikodemus terhadap analogi “kelahiran kembali” yang diberikan oleh Yesus. Kelahiran kembali yang dimaksudkan oleh Yesus adalah kehidupan di Surga, kehidupan dalam Roh. Tetapi, konsep ini disalahpahami oleh Nikodemus. Ia justru memaknai kelahiran kembali secara biologis bukan secara rohaniah. Itulah kesalahpahaman yang terjadi di dalam dialog iman antara Yesus dan Nikodemus. Makanya tidak salah, jika kita temukan percakapan yang cukup panjang mengenai tema “kelahiran kembali”.
Menuju Kelahiran Kembali
Meski kesalahpahaman Nikodemus merupakan titik tolak percakapan Yesus dan Nikodemuas, namun saya tidak merenungkannya sebagai bahan permenungan saya hari ini. Saya lebih menekankan pada dialog yang terjadi di antara mereka. Bahwasannya dialog di antara mereka adalah dialog yang membebaskan. Metode dialektika menjadi satu metode yang cukup ampuh dalam percakapan ini. Yesus perlahan membawa Nikodemus pada satu penerangan akan “kelahiran kembali” (=Anothen) atau kehidupan baru di Surga. Karena itu, saya bisa katakan bahwa, dialog antara mereka adalah dialog Iman. Yesus membuka gerbang Iman, agar Nikodemus menjadi percaya kepada-Nya.
Dengan itu, sebenarnya Yesus mulai membuka kisi-kisi untuk masuk dalam kerajaan Surga, yakni kelahiran kembali. Kelahiran kembali bisa dicapai jika kita sungguh masuk dalam dialog yang mendalam dengan Yesus. Dialog itu bisa terjadi dalam doa-doa pribadi serta meditasi yang mendalam bersama Yesus. Semuanya itu dilakukan untuk memperkuat relasi kita dengan Tuhan. Bukan hanya itu, dialog internal itu bisa kita ekspresikan melalui “dialog eksternal”, yakni terus hidup bersolider dengan yang lain dan membangun relasi yang intim dengan Yesus.
Semoga Tuhan Membantu!
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.