Mereka Tertarik Pada Roti | Renungan Harian

Picture by iqra.id

Rabu, 04 Mei 2022, Pekan Paskah III

Bacaan I            : Kis. 8:1b-8

Bacaan Injil     : Yoh. 6:35-40

 Penaclaret.com “Tidak datang dan menyambut komuni itu seperti orang sekarat yang kehausan di tepi mata air.” Demikian kata St. Yohanes Maria Vianney untuk menggambarkan kerinduan hati setiap orang yang percaya kepada Kristus yang mau dan untuk menerima-Nya di dalam proses kehidupannya.

Satu hal yang pasti dalam kehidupan manusia adalah membutuhkan makanan untuk bertahan dalam hidupnya. Akan terjadi sesuatu bila manusia tidak makan, yakni kelaparan dan tidak dapat bertahan hidup.

Bacaan injil beberapa hari terakhir ini menampilkan bahwa Yesus peduli kepada manusia untuk memenuhi kebutuhan jasmani itu, yakni Yesus memberi makan 5000 orang dengan persembahan 5 roti dan 2 ikan dari seorang anak. Apakah cukup? Lebih dari cukup bahkan yang tersisa 12 bakul penuh. Pada hari berikutnya kemana Yesus pergi orang banyak itu selalu mengikuti-Nya, tetapi dengan suatu maksud yang lain. Yesus tahu mengapa mereka datang. Mereka datang karena rasa lapar mereka telah dipuaskan dengan makan roti, bukan karena mereka memahami Dia yang telah memberi makanan itu (Yoh. 6:26). Sehingga Yesus berkata: “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal” (Yoh. 6:27).

Baca juga :  Unitas et Indissolubilitas

Bisa dikatakan Orang banyak yang datang mengikuti-Nya hanya untuk roti. Mereka tertarik pada roti, bukan kepada siapa pemberinya. Dan inilah yang menjadi kegagalan mereka. Contoh kecil ini sering juga menjadi kegagalan kita saat ini. Manusia selalu menginginkan atau menuntut suatu berkat yang lebih dari pada Sang Pemberi Berkat. Inilah yang menjadi alasan mengapa Yesus membicarakan “Akulah roti hidup.” Yang dimkasud oleh Yesus adalah diri-Nya sendiri.

Baca juga :  Aku Rela Demi Kursi

Lalu bagaimana kita mendapatkan roti hidup itu? Sebenarnya sangat mudah bagi kita untuk mendapatkannya. Pertama,  datang kepada-Nya. Kapan dan di manapun gereja selalu terbuka dan menanti kita untuk datang, masuk, menerima undangan Tuhan dan bersatu dengan-Nya dalam ekaristi. Kedua, percaya kepada-Nya. Jika kita sudah datang dan menerima undangan-Nya sudah pasti kita akan percaya kepada-Nya. Maka, sebagai imbalannya Yesus mengatakan “barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang” (Yoh. 6:37).  Sebenarnya ini merupakan suatu peluang dan jaminan bagi kita manusia yang sering berbuat dosa untuk datang dan bersatu dengan-Nya.

Baca juga :  Menjadi Pribadi yang Tulus dan Jujur

Ada benarnya juga adagium, “Manusia perlu makan untuk hidup, tetapi ia tidak hidup untuk makan.” Ada sesuatu yang lebih dari sekedar makan yang seharusnya dicapai oleh manusia. Semoga Tuhan Memberkati kita. Berkah Dalem.