Keyakinanmu adalah Identitasmu | Renungan Harian

Picture by merdeka.com

Jumat, 07 Januari 2022

Bacaan I         : 1 Yoh. 5:5-13

Bacaan Injil   : Luk. 5:12-16

Dunia kita terus melaju dengan berbagai perkembangannya. Perkembangan tersebut kadangkala dilihat dalam bingkai pesimis pun optimis. Perkembangan tersebut juga turut menyeret berbagai respon sebagai sebuah tanggapan terhadapnya. Ada orang yang meresponnya dengan opitimistis bahwa perkembangan tersebut adalah gerbang menuju era baru, tetapi ada pula yang meresponnya dengan pesimistis bahwa perkembangan tersebut membawa tantangan dan cobaan baru. Lantas tantangan dan cobaan tersebut diidentikkan dengan perkembangan dunia kita. Tantangan dan cobaan tersebut kerapkali dilihat sebagai rayap yang menggerogoti tiang penyangga bangunan iman kita.

Baca juga :  Salah Kaprah | Renungan Harian

Kita mesti bersikap optimis terhadap tantangan tersebut. Sikap tersebut dapat disokong dengan pernyataan Rasul Yohanes, “Siapakah yang dapat mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah anak Allah?” (Bdk. 1 Yoh. 5:5). Pernyataan tersebut menegaskan iman kita terhadap Yesus sebagai tanda identitas kita. Keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah Putera Allah. Keyakinan yang menguatkan kita guna mendobrak tantangan dan meruntuhkan sikap pesimis terhadap dunia. Kristus adalah kekuatan kita, sebab kita hidup dalam Dia dan Dia dalam kita.

Sahabat Pena Claret yang terkasih, Injil hari ini pun menampilkan sebuah kisah yang menarik tentang seorang yang sakit kusta. Orang tersebut mengidap penyakit kusta yang dianggap najis di kalangan Yahudi. Aturan Yahudi, seperti yang tertuang dalam Kitab Imamat, mengharuskan penderita kusta untuk tinggal terasing di luar perkemahan atau masyarakat (Bdk. Im. 13:46). Akan tetapi, si kusta, dalam Injil hari ini, malah melakukan yang sebaliknya. Keyakinannya menuntun dia kepada Yesus. Dengan keyakinannya ia mendekati Yesus guna memohon pertolongan-Nya. Boleh dibilang ia adalah seorang yang nekat, karena seharusnya ia berteriak “Najis! Najis!” (Bdk. Im. 13:45) agar orang-orang tidak mendekatinya. Ia tidak melakukannya lantaran ia yakin bahwa Yesus dapat mentahirkannya. Keyakinannya menjadi kunci mukjizat pentahirannya. Mukjizat tersebut mengandaikan ada iman yang menjadi penyokongnya. Iman atau keyakinannya terhadap Yesus menjadi awal mula pentahirannya.

Baca juga :  Kemandulan Manusia

Sahabat Pena Claret yang terkasih, iman kita terhadap Yesus dapat menjadi penguat langkah kita di dunia ini. Iman terhadap Yesus memampukan kita untuk menerobos tantangan dan cobaan tanpa kegentaran sedikitpun. Iman dan keyakinan kita akan terus memampukan kita. Selamat bermenung, Tuhan memberkati.