Kasih: Tolerasi dan Solidaritas

Jumat Pekan Biasa XX

Bacaan Injil: Mat 22:34-40

Penaclaret.com – Sobat Pena Claret yang baik, setelah menjejaki kembali pengalaman dengan hukum, baik itu dalam masyarakat, sekolah dan sebagainya, sering kita menjumpai formulasi hukum yang “negatif”, mengerem tindakan-tindakan tertentu yang dianggap tidak mengindahkan kesejahteraan bersama. Tetapi, sadarkah kita bahwa hukum utama yang Yesus ajarkan hari ini berbeda? Ada aura “positif” yang diberikan kepada kita. Ya tentu, siapa yang dengan berani hati mengatakan bahwa mengasihi itu mengerem tindakan kita? Tidak ada!

Menurut sobat sekalian apa alasan Yesus mengatakan bahwa kasih adalah hukum terutama? Apakah karena itu sangat bernuansa positif, atau karena itu adalah hal yang paling mudah untuk kita lakukan? Benar mengasihi terdengar sangat beraura positif, tetapi tidak sesederhana kedengarannya. Mengasihi ternyata membuat kita siap terluka dan meninggalkan ego. Hukum kedua yang sama dengan hukum terutama mengajak kita untuk mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri. Kita berbeda tetapi disuruh untuk mencitai perbedaan itu.

Baca Juga :

Bila Nanti di Tanah Orang

Perbedaan tentu memiliki konsekuensi yang tidak sederhana, dan mengasihi perbedaan juga bukan nilai yang sederhana untuk kita. Cuma orang-orang tangguh nan berhati besar yang sanggup melakukannya. Dari mengasihi kita belajar hal lain, misalnya tolerasi. Dengan mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri kita mencapai toleransi yang paling luhur, karena kita akan menerima sesama (perbedaan) sama seperti kita menerima diri kita sendiri. Bukan perkara yang sederhana juga bukan nilai yang sederhana yang kita peroleh.

Baca juga :  Nun Jauh!

Tidak hanya sampai di situ, di samping nilai luhur toleransi kita belajar hal yang lain dari mengasihi yakni solidaritas. Sederhananya, ketika kita mengasihi sesama sama seperti mengasihi diri kita sendiri artinya mau tidak mau kita turut merasakan apa yang dirasakan oleh mereka yang kita kasihi. Lagi-lagi bukan perkara yang sederhana tetapi juga bukan nilai sederhana yang kita petik dari mengasihi. Singkat kata mengasihi adalah langkah kita mencapai nilai luhur dari toleransi dan solidaritas.

Baca juga :  Meninggalkan Segala Sesuatu dan Mengikuti Yesus

Sobat Pena Claret yang baik, ketika hukum yang kedua yakni mengasihi sesama seperti diri sendiri mampu kita aplikasikan, percayalah itu akan membantu kita semua mampu memenuhi hukum yang terutama yakni mengasihi Tuhan, Allah-mu. Mengasihi Allah dengan segenap jiwa dan akal budi bukan perkara yang sulit jika sesama sudah kita kasihi dengan betul dan benar. Ingat, hukum ini tidak sedang mengerem tindakan-tindakan kita untuk berbuat baik kepada sesama. Selamat melewati hari-hari penuh kasih. Tuhan memberkati.

Baca juga :  Membendung Keinginan