Kami Tidak Tahu | Renungan Harian

sangsabda.wordpress.com

Bacaan I: Bil. 24:2-7,15-17a

Bacaan Injil: Mat. 21:23-27

PenaClaret.com – Sahabat Pena Claret terkasih, kita semua pasti pernah mengalami suatu pengalaman di mana ketika kita bertanya mengenai sesuatu kepada orang lain, tetapi orang tersebut berbalik bertanya kepada kita. Atau sebaliknya, ketika orang mengajukan pertanyaan kepada kita, kita malah berbalik bertanya kepadanya. Apa yang membuat hal itu terjadi? Normalnya, dalam keseharian kita, ketika kita bertanya mengenai sesuatu, yang diharapakan ialah jawaban atas pertanyaan tersebut, bukan pertanyaan balikan. Tentu saja, dibalik ketidaknormalan ini, ada alasannya.

Sebagaimana kita  jumpai dalam kisah Injil hari ini, pada figur Yesus.  Ketika imam-imam kepala serta pemuka-pemuka bangsa Yahudi bertanya mengenai otoritas pengajaran-Nya: “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu? Yesus tidak segera memberikan jawabannya, malah ia berbalik mengajukan pertanyaan kepada mereka. Yang pasti, bahwa sikap Yesus ini sangat beralasan.

Baca juga :  Bersyukur dan Memuliakan Tuhan

Yesus mengetahui dengan pasti bahwa pertanyaan tersebut ialah pertanyaan retoris, yang besar kemungkinan jawabannya sudah diketahui oleh si penanya sendiri. Atau Yesus mengetahui kalau pertanyaan itu ialah pertanyaan yang menjebak diri-Nya. Atau lahir dari keangkuhan diri mereka. Maka, tidak perlu dibalas dengan jawaban, lebih baik melontarkan pertanyaan serupa yang di dalamnya jawaban atas pertanyaan tersebut dengan sendirinya terjawab. Jika demikian, “Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu, dan jika kalian memberi jawabannya, Aku pun mengatakan kepada kalian dengan kuasa manakah Aku melakukan  hal-hal itu”.

Baca juga :  Ditentukan Sedari Kekal

Dari jawaban Yesus ini kita bisa menilai bahwa sebetulnya yang ingin ditampilkan oleh penginjil Matius dalam kisah hari ini ialah mengenai fakta bahwa dalam diri imam-imam kepala dan pemuka bangsa Yahudi terdapat “keraguan atau ketidakpercayaan” mereka akan kewibawaan (kuasa) Yesus. Mereka tidak sungguh-sungguh mengakui bahwa Yesus itu adalah Anak Allah, Tuhan, sebagaimana yang diwartakan oleh Yohanes Pembaptis, sang Nabi pada waktu itu. Mereka juga tidak sungguh mempercayai pewartaan-pewartaan serta nubuat yang diwartakan oleh Yohanes. Karena kecongkakan hati mereka itulah, ketika Yesus mendengar jawaban mereka bahwa ‘mereka tidak tahu’, Ia pun menjawab “Jika demikian, Aku pun tidak mau mengatakan kepada kalian dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal ini”.

Baca juga :  Celakalah Kamu!!!

Pertanyaan bagi kita di awal pekan Adven yang ketiga ini ialah apakah kita masih saja ragu, sebagaimana para pemuka bangsa Yahudi, bahwa Yesus yang kita nantikan kedatangan-Nya itu ialah benar-benar Tuhan yang akan datang menyelamatkan kita? Bilamana keraguan itu masih benar-benar ada dan menguat dalam diri kita, artinya keimanan kita akan Allah, akan Yesus Sang Jurus Selamat kita patut pertanyakan lagi.