Opini  

Jean-Joseph Jacotot: Kesetaraan Intelegensi dan Kehendak untuk Belajar

Jean-Joseph Jacotot: Kesetaraan Intelegensi dan Kehendak untuk Belajar
Picture by

Pendidikan kita?

Pasca penutupan sekolah-sekolah, guru-guru kita menjadi kebingungan dalam menyampaikan materi. Dalam situasi ini, orang-orang berpikir untuk mencari cara aman agar pembelajaran dapat terus berlanjut. Mulai dari presiden, menteri pendidikan, para kepala daerah, kepala instansi pendidikan setempat, hingga guru-guru serta orangtua, merasa urgen untuk mencari jalan yang baik dan aman. Tapi, hingga saat ini, belum ada cara aman selain belajar daring (yang makin ke sini makin membosankan). Sekolah daring adalah satu-satunya jalan bagi para guru untuk menyampaikan materi.

Kelihatan sekali, kalau model pendidikan kita masih soal bagaimana harus mentransfer data ilmu dari kepala guru ke kepala murid. Entah dalam situasi pandemi maupun tidak, model pendidikan kita adalah transfer ilmu.

Baca juga :  Pendidikan dan Guru: “Media Peretas Intoleransi”

Pendidikan kita di Indonesia masih menerapkan sistem transfer pengetahuan. Di masa pandemi maupun masa normal, pendidikan kita masih berkutat soal bagaimana seorang guru bisa memberikan hasil dari pembelajaran atau materi yang dimengertinya untuk kemudian di bagikan kepada para muridnya.

Baca Juga:

Anak Malam

Makanya kita sering mendengar ada instansi-instansi pendidikan kita yang seringkali membuat pelatihan guru-guru agar guru-guru ini bisa mengajar dengan baik dan para muridnya bisa menangkap semua materi dengan baik.

Baca juga :  Orang-Orang Lelah | Opini

Sudah saatnya para penanggungjawab pendidikan di Indonesia mulai berpikir secara lain tentang pendidikan kita. Tidak perlu lagi susah-susah mengganti kurikulum atau berpikir keseringan membuat pelatihan untuk guru-guru.

Pendidikan Jacotot sebagai tawaran

Masalah pendidikan ada pada bagaimana peserta didik punya kehendak untuk belajar sesuatu. Dengan ksesetaraan intelegensi yang sama antara satu murid dengan murid lainnya, tugas guru hanyalah menjadi semacam fasilitator dalam kelas untuk mengawasi apakah peserta didik memiliki kehendak untuk belajar atau tidak. Jadi, tugas guru adalah menggali dan menjaga kehendak peserta didik untuk belajar. Peserta didik harus punya kehendak untuk belajar!

Baca juga :  Proyek Rekayasa Manusia

Jean-Joseph Jacotot: Kesetaraan Intelegensi dan Kehendak untuk Belajar.

Jean-Joseph Jacotot: Kesetaraan Intelegensi dan Kehendak untuk Belajar.

Daftar Pustaka

Rancière, Jacques.  The Ignorant Master. Five Lessons in Intellectual Emancipation. Diterjemahkan dari Maître Ignorant, oleh Kristin Ross. California: Stanford University Press, 1991.

Setyo Wibowo, A. “Jacques Rancière: Pengajaran Universal Alamiah”, Basis 11-12 (2013): 20-28.


Misionaris Claretian