Iman yang Mencintai Keberagaman

Iman yang Mencintai Keberagaman
Gambar: Kumparan

ClaretPath.com – Iman yang Mencintai Keberagaman

  • Bacaan Pertama: Yehezkiel 37:21-28
  • Bacaan Injil: Yohanes 11:45-56

Para sahabat ClaretPath yang budiman, ketika kita sejenak menelusuri perjalanan kehidupan bangsa Israel dalam Perjanjian Lama, kita akan menemukan bahwa kehancuran bangsa Israel bermula sejak kematian Salomo. Bangsa Israel terpecah ke dalam dua wilayah besar dan terus mengalami kehancuran hingga ke pembuangan di Babel. Kenyataan ini seringkali membuat bangsa Israel mengalami krisis iman bahwa Allah meninggalkan mereka. Namun, pada kenyataannya Allah tidak melupakan mereka. Justru terus berinisiatif bahkan mengkalkannya dalam sebuah janji untuk memulihkan dan mengumpulkan kembali anak-anak-Nya yang telah tercerai-berai.

Inisiatif Allah terus berlangsung hingga memuncak pada perutusan Sang Putera. Kehadiran Sang Putera terus menggemakan misi Allah dan untuk menggenapi janji-Nya. Bahkan, perutusan Sang Putera mengalami perluasan misi yakni mengumpulkan para kawanan domba yang bukan hanya dari bangsa Israel tetapi seluruh dunia: “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain yang bukan berasal dari kandang ini, domba-domba ini harus-Ku tuntun juga, dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala” (Yoh. 10:16).

Baca juga :  Hidup Versi Allah |Renungan Harian

Dalam merenungkan perluasan misi Yesus ini, menjadi jelas bahwa “mengumpulkan” tidak berarti membawa semua orang ke satu negeri atau memaksakan satu hukum atas mereka. Akan tetapi, membentuk satu tubuh yang akan meluas ke mana-mana dan saling menghormati akan segala keberagaman budaya serta penerimaan bersama dalam satu tujuan yang sama. Dalam bacaan Injil hari ini, kita telah mendengar kata-kata Kayafas yang mana kematian Kristus akan menghadirkan sebuah pembaruan besar, yaitu bersatunya umat manusia. kata-kata Kayafas ini sesungguhnya tergenapi melalui kematian Yesus. Kematian Yesus telah mengumpulkan dan menyatukan semua orang ke dalam satu identitas yang sama, yakni anak-anak Allah seperti yang telah Ia katakan: “ketika Aku diangkat dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku”.

Baca juga :  Yudas dan Maria Magdalena, Paskah dan Sikap Kita | Renungan Kita

Para sahabat ClaretPath yang terkasih, sebagai murid Kristus, kita pun diundang untuk mengikuti jejak Kristus dan mengemban misi yang sama, yakni mempersatukan segala keberagaman dan menciptakan dunia yang damai di mana setiap orang menghargai dan menjunjung tinggi keberagaman dalam semangat cinta dan kasih persaudaraan. Dalam kenyataan hidup, kita akan selalu dan terus berjumpa dengan keberagaman. Namun, keberagaman ada bukan dimaksudkan untuk memperkuat eksistensi jati diri kita sendiri dalam kelompok ekslusif, melainkan menjadikan keberagaman ini sebagai suatu kekuatan dan kekayaan untuk mewartakan kasih dan kemuliaan Tuhan. Oleh karena itu kita diajak untuk melepaskan segala kecenderungan kita yang selalu memberi tempat istimewa pada semangat diskriminatif terhadap mereka yang berbeda dengan kita. Dengan demikian kehadiran kita membawa sukacita yang melimpah bagi sesama dan pada akhirnya Tuhan semakin dikenal, dicintai, dilayani dan dipuji oleh setiap makhluk. Semoga Tuhan selalu memberkati kita.