Hukum Taurat Menakutkan?

Oleh Teo Woi, CMF

Sumber gambar; www.sesawi.net

ClaretPath.com – Hukum Taurat Menakutkan?

Rabu 08 Juni 2022

  • Bacaan I, 1 Raja-raja 18;28-39
  • Bacaan II, Injil Matius 5;17-19

Dalam tradisi Yahudi, hukum Taurat merupakan hukum yang sangat penting dan disegani oleh orang-orang Yahudi. Hukum ini bersifat mewajibka. Artinya bahwa semua orang Yahudi harus mentaatinya dan menjalankannya sesuai dengan apa yang diterapkan dalam hukum ini. Barang siapa kedapatan melanggar hukum ini akan mendapat hukuman setimpal dengan perbuatannya dan menganggapnya bukan bagian dari lingkaran orang-orang Yahudi. Dari sini kita bisa melihat bahwa hukum ini terlihat sangat menakutkan dan menjengkelkan, tetapi pada kenyataanya diterima oleh masyarakat Yahudi dan menganggapnya sebagai hal yang baik, karena hukum ini menjamin keteraturan hidup masyarakat Yahudi. Tetapi adakah yang mengetahui proses dibalik hukum ini atau bagaimana hukum ini dijalankan?

Baca juga :  Renungan Harian Katolik 04/04/2024

Orang-orang Yahudi melihat bahwa hukum Taurat atau yang sering disebut dengan hukum Musa merupakan  hukum yang menjamin keteraturan hidup.  Dia bisa mengatur seluruh dinamika kehidupan orang Yahudi dengan sangat baik, tetapi hukum ini kemudian dikritik oleh Yesus, karena Dia melihat ada sesuatu yang kurang beres dalam menjalankan hukum Musa ini.

Mengapa Yesus mengkritik hukum ini, karena hukum Taurat tidak lagi berjalan sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh Musa. Hukum yang sebenarnya harus dijalankan oleh semua masyarakat Yahudi, tetapi kemudian hukum itu hanya dibebankan pada satu pihak saja, dalam hal ini orang-orang lemah dan miskin. Oleh karena itu Yesus mengkritik hukum Taurat, bukan berarti Yesus menolak hukum Taurat, tetapi cara mereka menjalankan hukum itu atau perilaku para penguasa terhadap orang-orang lemah dan miskin. Yesus menginginkan agar hukum Taurat itu harus dijalankan sebagaimana mestinya.

Baca juga :  Berjalan Bersama Menuju Tuhan

Para ahli taurat dan orang-orang farisi tidak menerima kritikan Yesus ini. Mereka merasa bahwa Yesus datang untuk mengubah atau mengobrak abrik hukum Taurat. Mereka tidak menerima perlakuan Yesus yang bersikap semena-mena terhadap mereka dan dengan sengaja ingin mengubah hukum taurat senaknya tanpa seizin mereka sehingga dengan sengaja pula mereka membenci Yesus dan berusaha untuk membinasaknya. Tetapi Yesus sendiri mengatakan kepada mereka “jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang paling kecil dan mengajarkannya demikian kepada orang lain ia akan menduduki tempat yang paling rendah dalam Kerajaan Surga” 

Baca juga :  Antara Iman dan Perbuatan

Tidak dimungkiri bahwa dalam kehidupan bersama, kritikan kadang kala dilihat sebagai hal yang menjengkelkan seperti yang dirasakan oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Tetapi perlu disadari bahwa di balik kritikan itu ada sebuah tunas kehidupan yang baru atau ada cahaya baru untuk membenarkan sesuatu yang salah dalam kehidupan kita. Orang mengkritik kita bukan karena keadaan pribadi kita, tetapi karena perbuatan kita. Sama halnya dengan hukum Taurat. Yesus mengkritik hukum Taurat bukan berarti Yesus ingin meniadakannya, tetapi Yesus sedang berusaha untuk membenah kembali hukum Taurat itu.