Doa yang Baik

Kau Ada dalam Doaku (Puisi)
Sumber gambar: ClaretPath.Com

ClaretPath-Doa yang baik

Hari Rabu Pekan Biasa Ke-XXVII, 05 Oktober 2022

Bacaan I: Gal 2:1-2, 7-14

Bacaan Injil: Luk 11:1-4

Peringatan Fakultatif St. Faustina Kowalska

            Bacaan-bacaan suci hari ini, mengundang kita semua untuk merenungkan spirit sebuah doa yang menjadi power kita dalam mewartakan Sabda Allah. Melalui suratnya kepada Jemaat di Galatia, Rasul Paulus memberi sebuah kesaksian mengenai spirit doa ini. Rasul Paulus menyadari dan mengakui Spirit doa ini. Rasul Paulus yang sebelumnya adalah orang yang menakutkan bagi orang-orang Kristen kini berubah menjadi sahabat dekat Kristus. Hal ini terjadi berkat kegigihan Rasul Paulus sendiri yang sadar akan kebenaran Sabda Allah itu. Paulus akhirnya mengalami transformasi hidup. Rasul Paulus percaya bahwa Allah pun turut berkarya dalam dirinya dan memberikan kekuatan dan kepercayaan kepadanya untuk mewartakan Sabda Allah. Pengalaman rohani Rasul Paulus ini dapat dikatakan sebagai sebuah “doa” , di mana ia berbicara dengan Tuhan dan mengalami betapa baiknya karya Tuhan.

Baca juga :  Jejak Langkah | Renungan Harian

            Bacaan Injil hari ini menawarkan doa yang benar dan baik lahir dari hati yang tulus. Bukan dengan kata-kata yang indah. Bukan pula dengan mengahafal supaya dapat pujian dari sesamanya. Sehingga muncul  kesombongan dalam  diri bahwa dia yang paling suci dan rajin di mata Tuhan. Pokok-pokok kebenaran yang harus kita ungkapkan dalam doa sebagaimana yang Yesus ajarkan adalah sebagai berikut; Pertama, memuji dan bersyukur kepada Tuhan. Kedua, berdoa untuk diri kita, bagi kemajuan diri kita. Dan ketiga, kita berdoa bagi orang lain, bagi kepentingan banyak orang, seturut kehendak Tuhan. Pada akhirnya, Yesus menginginkan agar murid-murid-Nya harus berlaku taat dan setia kepada kehendak Bapa.

Baca juga :  Bersyukur dan Memuliakan Tuhan

Doa Sebagai Sentrum Hidup           

Paus Fransiskus dalam Pidatonya di Audiensi Hall Paulus VI, 21 Oktober 2021 mengatakan “The worst service someone can give God, and others as well, is to pray tiredly, by rote. To pray like parrots. No, one prays with the heart. Prayer is the center of life.Pelayanan terburuk yang seseorang berikan kepada Tuhan dan sesamanya yakni berdoa dengan lelah, dengan menghafal dan berdoa seperti burung beo. Tidak, seseorang berdoa dengan hati. Doa adalah sentrum kehidupan kita.

Baca juga :  “Mari, Kita Akan Berbalik”,

            Saudara-saudari yang terkasih, Paus Fransiskus dalam Pidatonya mengundang kita meluangkan waktu untuk berdoa atau berdialog dengan Tuhan setiap hari. Doa yang baik adalah sentrum hidup kita, kekuatan kita dalam menjalani kehidupan ini. Akhirnya, saya mengajak kita sekalian agar dalam bulan Rosario ini, kita berdoa dan berjalan bersama Bunda Maria sehingga kerajaan Allah hidup pertama-tama di dalam hati kita masing-masing sehingga boleh dirasakan oleh banyak orang dengan kehadiran kita di tengah-tengah mereka. Amin.