Dibenci oleh Allah

Marilah ke Tempat yang Sunyi
Picture by. ClaretPath.com

ClaretPath.com – Dibenci oleh Allah

Pengalaman menjadi orang Kristen katolik mempunyai kebanggaan tersendiri, yakni bisa memaknai perjumpaan sebagai lambang Gereja sendiri. Banyak hal yang menarik dan nyata dari setiap perjumpaan melalui pengalaman hidup atas iman yang dipercaya. Pengalaman itu dibentuk sedemikian sehingga dijadikan modal bahwa hidup itu merupakan pemberian. Ingat kita hanya menumpang di bumi Tuhan. Bukan sebagai pemilik utama. Tetapi sebagai penghuni kita perlu sadar dan bertanya siapa pemilik utamanya. Dengan demikian kita mengetahui arti dan peran kita sebagai manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari orang katolik selalu mengharapkan dan menginginkan peristiwa yang terjadinya dalam dirinya merupakan suatu pemberian Rahmat Allah. Hal ini memunculkan suatu konsep pemikiran bahwa kita sebagai katolik orang yang sangat radikal. Banyak yang memandang kita sebagai yang katolik suatu panutan dalam tatanan moral. Dimana-mana kita dengan dengan suatu kekhasan yakni peran kita dalam melaksanakan sesuatu. Contonya kita bisa lihat bagaimana keunggulan kita dalam menjalankan atau bertanggung jawab akan sesuatu.  Disini muncul pikiran bahwa dengan kelebihan seperti ini kita terlena dengan ruang gerak egoism yang tak terbendung. Cemburu pun bisa terjadi. Ruang egoisme kadang membutakan bahkan melumpuhkan arah pikir dan isi hati, sebab semuanya tertutup oleh rasa cemburu itu sendiri.

Baca juga :  Bersama Maria Belajar Menjadi Setia

Perbuatan itu selalu termenung oleh diri bahwa sesuatu yang dilakukan sudah menjadi yang baik. Seolah-olah diri kitalah satu-satunya orang Kristen katolik yang baik dan sejati. Kadang hal seperti inilah yang tidak disukai oleh Allah sendiri. kita selalu terlena oleh rasa ingat diri ditutup oleh ruang gerak sendiri, bahkan suatu saat akan menjadi asing dengan diri sendiri maupun kelompok di sekitar kita.

Baca juga :  Tentang Biduk dan Bayu Senja, di Laut Lepas! | Renungan Harian

Bacaan injil (luk: 16:9-15) terlebih khusus pada kalimat terahir mengatakan bahwa “apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah”. Kata-kata seperti ini sudah sangat Langkah didengar, karena kita selalu terlena oleh perbutan kita yang dirasakan baik oleh diri sendiri saja.

Oleh karena itu, bacaan injil hari mengingatkan kita bahwa sebelum kita menuangkan arah pikiran dan isi hati kedalam suatu kehidupan bersama terlebih dahulu kita selalu membaca arah dan situasi. Jika terlena dan nyaman sendiri banyak yang akan melumpuhkan kita termasuk diri sendiri. Jika tahu bahwa masalah utama sekarang bukan hanya diterima dari orang lain tetapi dari dalam diri sendiri. Untuk itu ruang gerak kita jangan hanya bermain di sekitar diri sendiri tetapi membaur di lingkup yang bisa membentuk perilaku serta keberimanan kita.