Claret Misionaris Plagiat

Penaclaret.com – Claret Misionaris Plagiat. Apa yang terbersit dalam benakmu mendengar pernyataan itu? Kagum, heran, ragu, bingung, atau tersinggung?  Entahlah! Hanya kamu yang tahu. Yang aku tahu, selagi mampu bertutur, terbuka bagimu mengatakan sesuatu.  Apa pun itu, tentu dihitung. Bukan maksudku berseteru. Tujuanku hanya untuk mengusut seutas cerita, Sang Misionaris plagiat, Antonius Maria Claret. Beliau selalu muncul di mana pun. Tanpa ragu menembus suku-suku, bertemu para buruh, guru, atau menjadi bapak pengakuan paduka ratu Spanyol. Kala itu Ratu adalah Isabel kedua (1830-1902).

Dulu, itu sangat dulu, jauh dari masaku dan masamu. Namun, selalu ada ruang rindu untuk bertemu.  Ingin kutanyakan padanya. Apa resepnya? Bagaimana caranya menjadi misionaris plagiat?  Bagaimana caranya menjadi plagiat tanpa beban, tanpa rasa bersalah? Benarkah dia nyaman, benarkah dia bahagia…benarkah…benarkah…benarkah? Ahh… Entahlah apa rahasianya.

Baca juga :  Iman dan Pengharapan

Dia hebat karena plagiat. Aku telah menemukan buktinya. Tapi maksudku bukan plagiat yang itu. Meniru hasil karya orang lain tanpa jujur mencantumkan sumber utama. Maksudku, Claret dalam hidupnya menjiplak dan menyalin gaya hidup para rasul. Tanpa rasa malu, ragu atau takut dibunuh. Satu intensi khususnya adalah mengikuti Yesus Kristus. Merasul di mana pun. Siap diutus seperti busur yang meluncur tak terukur.

Kutahu itu, setelah meneguk tetesan-tetesan narasi hidupnya. Rasanya luar biasa.  Cerita pulang dari Andalucia ke Madrid bersama Ratu Isabel II, pada 29 Oktober 1862, menyempurnakan kehebatannya. Kurang lebih di Andalucia, ia menghabiskan waktu selama tujuh belas hari. Ia dan ratu berangkat pada 12 september 1862. Di sana, misi menarik di pupuk lalu menjadi rumus bagi siapa pun untuk mengenal dan mencintai Kristus.

Baca juga :  Holguin, Ketenaran dan Luka

Ketika pulang ke Madrid, ia tidak mengambil jeda atau rehat sejenak untuk melepas penat. Semangatnya malah bertambah. Tekadnya memenangkan jiwa, tidak bisa dihadang. Baginya, itulah alasan ia berada di dunia. Sabda Allah menjadi doping baginya saat bermisi. Ia pun ingin agar orang lain menjadikan Allah sebagai candu dan doping bagi hidup mereka. Sungguh tidak ada yang lebih membahagiakan daripada itu.

Memberikan ret-ret kepada para suster, melakukan latihan rohani, dan menambah resolusi-resolusi hidup adalah rentetan aktivitas selama di Madrid. Rutinitas iman itu tidak hanya sebuah kesepakatan kedua belah pihak, tetapi memberi arti pada janji kepada sang Ilahi. Bahwa sesungguhnya, rahmat yang telah diberikan secara percuma harus dibagikan juga secara cuma-cuma. Hal ini menjadi landasan misinya. Dia akan meminta kepada Tuhan terus-menerus supaya ia mengenal Tuhan, orang lain pun mengenal Tuhan. Mencintai Tuhan dan orang lain pun mencintai Tuhan. Melayani Tuhan, orang lain pun melayani Tuhan. Memuji Tuhan, dan orang lain pun memuji Tuhan. Sealur dengan itu, ia terus bergelut, jika Tuhan ingin menggunakan ia demi pertobatan para pendosa, ia menyerahkan diri sepenuh hati (Aut. Claret, 743).  

Baca juga :  Karambol dan Claret!

Rumus kehidupan itu patut ditiru. Terbuka bagi siapa pun yang ingin mengenal Kristus. Tak menutup kemungkinan juga untuk mengikuti gaya plagiat Claret lebih jauh.  Untuk itu, tanpa mengurangi rasa kagum, kuulangi lagi, Claret misonaris ulung plagiat para rasul.