ClaretPath.com – Cinta Itu Luka dan Sebaliknya
Renungan Harian 10 Mei 2024
Jumat, 10 Mei 2024, Hari biasa Pekan Paskah VI
Bacaan Pertama: Kis. 18:9-18;
Bacaan Injil: Yoh. 16:20-23a
Sebuah interview kecil
Dalam sebuah acara televisi internasional, ada seorang presenter muda katolik yang sangat aktif terlibat dalam kegiatan menggerjeja. Saking aktifnya dalam kehidupan menggereja ia dipanggil untuk menjadi seorang narasumber. Tujuananya unruk mengundang kehadiran dan partisipasi anak muda dalam kehidupan menggereja. Si interview menanyakan kehidupan sehari-harinya. Jawabannya, hidupnya tidak selalu mulus, melainkan suatu roda yang terus berputar.
Di akhir interview si narasumber ia mengatakan, bahwa luka adalah cinta. Memang ungkapan tersbut sudah lazim di telingah anak-anak muda. Luka itu cinta ketia kita bertahan dalam kesakitan atau penderitan.
Bacaan injil hari mengisahkan wejangan Yesus, “Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu: Kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bersukacita. Kamu akan bersedih, tetapi kesedihanmu akan berubah menjadi sukacita…. Namun, Yesus berjanji bahwa ia tidak meninggalkan mereka sebagai yatim piatu. Ia hanya pergi sebentar. Bahkan pergi untuk menyiapkan tempat bagi mereka.
Pesan renungan Renungan Harian 10 Mei 2024
Luka itu mengarah pada proses kehidupan yang penuh tantangan, penderitaan, dan kesedihan. Namun, dalam kesedihan itu terdapat benih sukacita yang tertanam. Analogi “perempuan yang kesakitan saat bersalin, tetapi setelah bersalin ia meninggalkan kesakitannya” memberi arti lain bagi luka. Begitu juga dengan cinta yang mungkin melukai kita dalam perjalanan hidup, tetapi akhirnya membawa sukacita yang tak terduga. Cinta seringkali memaksa kita untuk melewati masa-masa sulit. Mungkin itu adalah perpisahan yang menyakitkan, pengorbanan yang besar, atau penderitaan yang mendalam. Namun, dalam setiap luka itu, cinta memberikan harapan akan kesembuhan dan sukacita.
Ketika kita menghadapi luka, kita diingatkan bahwa cinta bukanlah sesuatu yang tanpa rintangan. Namun, ketika kita membiarkan cinta itu menyembuhkan luka-luka itu menjadi bukti akan kekuatan cinta yang mendalam. Seperti janji dalam ayat itu, kesedihan kita dapat berubah menjadi sukacita yang memancar ketika kita percaya pada proses penyembuhan.
Kesimpulan kecil: Cinta Itu Luka dan Sebaliknya
Luka itu cinta, karena hanya dalam cinta kita temukan kekuatan untuk melalui masa-masa sulit. Dan akhirnya, cinta tidak hanya menyembuhkan luka-luka itu, tetapi juga mengubahnya menjadi keindahan yang tak terduga. Semoga kita mampu membuka hati kita pada keajaiban cinta, bahkan di tengah-tengah luka-luka yang kita alami.
#_ Cinta Itu Luka dan Sebaliknya, By. Fr. Jery Mamput, CMF
Mahasiswa Filsafat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengagum absurditas Albert Camus