Bagaimana Membinasakan Yesus? | Renungan Harian

Picture by jw.org

Jumat Pekan Biasa XXXIII

Bacaan Pertama: 1 Mak. 4:36-37.52-59

Bacaan Injil: Luk. 19:45-48

Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, bacaan Injil hari ini menampilkan kepada kita bagaimana Yesus mengusir semua pedagang dari dalam Bait Allah. Penginjil Lukas menceritakan, Yesus yang baru tiba di Yerusalem dan masuk ke dalam Bait Allah diperhadapkan dengan situasi profan di dalam ruang sakral. Yesus kemudian mengambil tindakan, mengusir semua pedagang di situ, dari dalam Bait Allah. “Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian telah menjadikannya sarang penyamun!” (Luk 20:16). Ucapan Yesus yang dikutip dari Kitab Nabi Yesaya ini memberi penegasan bahwa kegiatan jual beli atau perdagangan di dalam Bait Allah adalah aktivitas yang salah, menodai kesucian Bait Allah.

Tindakan pengusiran para pedagang dari dalam Bait Allah nampaknya memberi kesadaran bagi para pedagang bahwa mereka telah salah, menjadikan Bait Allah, tempat yang sakral dan kudus sebagai sarang penyamun, tempat terjadinya aktivitas manipulatif ekonomi pasar. Kutipan ayat mengenai kesucian Bait Allah setidaknya menyadarkan para pedagang akan perjuangan nenek moyang mereka dalam mempertahankan dan membangun kembali Bait Allah. Wajar saja, jika penginjil Lukas sengaja tidak menampilkan reaksi dari para pedagang. Anggap saja mereka setuju dengan tindakan Yesus. Keterangan bahwa ada usaha untuk membinasakan Yesus setidaknya mengafirmasi respons positif dari para pedagang, tidak lagi menjadikan Bait Allah sebagai sarang penyamun. Tindakan Yesus bertujuan memulihkan kesucian Bait Allah.

Baca juga :  Yerusalem tidak Suci|Renungan Harian

Sahabat Pena Claret yang terkasih. Siapakah Yesus sehingga Ia berani mengambil tindakan mengusir para pedagang dari Bait Allah? Pertanyaan inilah yang terlintas di benak para imam kepala, ahli Taurat, dan orang-orang terkemuka bangsa Yahudi. Yesus bukan salah seorang dari kelompok mereka, bukan pula “kaki tangan” Kaisar. Karena itu, Yesus tidak berhak mengintervensi aktivitas pasar di dalam Bait Allah. Tindakan Yesus memancing amarah, Yesus harus segera dihilangkan. Dia adalah ancaman kenyamanan bagi kelompok orang-orang terkemuka bangsa Israel.

Baca juga :  Celakalah Kamu!!!

Secara politis, tindakan pengusiran para pedagang oleh Yesus tidak memperoleh kekuatan hukum. Dalam peluang terbuka untuk membinasakan Yesus ini, para imam kepala, ahli Taurat, dan orang-orang terkemuka bangsa Israel diperlemah massa. Seluruh rakyat terpikat dan ingin mendengar Yesus. Mereka kebingungan, takut digebug massa. Di atas semua itu, mereka tetap berusaha mencari cara bagaimana membinasakan Yesus. Jika Yesus dibiarkan secara leluasa, maka mereka akan kehilangan kepercayaan dan terus mengalami kerugian ekonomi. Membinasakan Yesus adalah jalan keluar terbaik terbebas dari ancaman kehilangan jabatan dan kepercayaan. Bagaimana caranya?

Baca juga :  Mencicipi Proses, Alami dan Rasakan

Sahabat Pena Claret yang terkasih. Para imam kepala, ahli Taurat dan orang-orang terkemuka bangsa Israel mungkin merasa enteng berurusan dengan Yesus. Lawan terberat mereka sekarang adalah massa. Mereka terus berusaha menjebak Yesus, memprovokasi massa agar membenci Yesus. Massa adalah kekuatan, maka mereka berusaha mencari cara agar massa bisa dijadikan alat membinasakan Yesus. Selama pengajaran Yesus di Bait Allah, Yesus diperhadapkan dengan tiga jebakan yakni; jebakan personal (mempertanyakan kekuasaan Yesus), jebakan politis (mempertanyakan tentang hal membayar pajak), dan jebakan religius (bertanya tentang kebangkitan). Karena kenyamanan mereka diusik Yesus, maka para imam kepala, ahli Taurat, dan orang-orang terkemuka bangsa Israel berusaha membinasakan Yesus. Apakah jebakan mereka ampuh? Selamat bermenung. Tuhan memberkati.