Allah adalah Terang | Renungan Harian

Picture by catatanseorangofs.wordpress.com

Selasa Dalam Oktaf Natal

Pesta Para Kanak-Kanak Suci, Martir

Bacaan I      : 1Yoh. 1:5-2:2

Bacaan Injil: Mat. 2:13-18

PenaClaret.com – Sahabat Pena yang terkasih, kita semua tentunya sepakat bahwa warna putih biasanya identik dengan terang dan warna hitam dengan kegelapan. Mungkin karena itulah, Rasul Yohanes melalui bacaan pertama pada hari ini berani memberitakan kepada kita bahwa Allah adalah terang dan dalam Dia tidak ada kegelapan (Bdk. Yoh. 1:5). Yohanes melanjutkan bahwa terang itu sendiri adalah simbol kebenaran dan kasih. Sedangkan kegelapan adalah simbol dosa.

Kekejaman raja Herodes, membunuh anak-anak, yang dinarasikan dalam Injil hari ini merupakan satu dari sekian rujukan dari denotasi kegelapan itu. Tindakan brutal yang ditelurkan dari ketakutan akan hengkangnya status quo sebagai konsekuensi dari kedatangan mesias, mau menggambarkan bahwa kekuasaan kegelapan telah menguasai Herodes. 

Baca juga :  Aku Takut Tuhan

Akan tetapi, kegelapan yang mengungkung Herodes tidak dapat menghalangi atau mencega karya keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus sebagai terang sejati. Hal ini menunjukkan bahwa kuasa manusia tak dapat mampu menghalangi kuasa Allah. Kegelapan hati manusia telah dihapus dan telah diterangi oleh terang melalui Yesus Kristus sebagai kuasa atas manusia.

Para Sahabat Pena Claret, belajar dari keserakahan Herodes kita menyadari bahwa kita tidak dapat melawan kekuasaan kegelapan dengan mengandalkan diri kita sendiri. Kita akan sanggup menghalau kegelapan hanya jika kita mengandalkan Tuhan dan mengikuti serta mentaati setiap firman-Nya. Pengalaman orang majus menjadi bukti bahwa Allah telah membantu mereka untuk menemukan keselamatan. Mereka telah mendengar dan mengikuti segala apa yang terlah difirmankan oleh Tuhan, sehingga mereka mencari jalan lain dan tidak kembali kepada Herodes.

Baca juga :  Salib: Antara Hina dan Cinta

Sahabat Pena Claret yang terkasih, tujuan hidup orang Kristen dalam peziarahan di dunia ini adalah kemartiran (kesaksian akan kekudusan). Akan tetapi, dunia saat ini sepertinya kurang menjanjikan untuk menjadi martir yang sampai menumpahkan darah dan mengurbankan nyawa (martir merah). Meskipun demikian, kita dapat menjadi martir putih, yaitu mengejar kekudusan melalui laku hidup kita sehari-hari yang selalu berpedoman pada Sabda Allah.

Baca juga :  Is He There?

Allah adalah kasih tulis Rasul Yohanes dalam 1 Yoh. 4:7 yang dikutip Paus Benediktus XVI sebagai judul ensiklik Deus Caritas est (Allah adalah Kasih). Karena itu, jika kita hidup dalam kasih dan kebenaran melalui perbuatan kita, maka kita telah menunjukkan bahwa kita mengenal Allah.