“Ia ada dan Ia tidak berdiam diri”. Pernyataan Francis A. Schaeffer ini – sangat tepat untuk menegas aktivitas Allah dalam kitab Ester.
Kitab Ester adalah bagian dari kitab suci paling unik. Ya, saya sebut paling unik! Dalam bab-bab kitab ini – tak sekali pun nama Allah dibicara.
Kitab Ester, berkisah seputar orang Yahudi di pembuangan – di bawa kuasa raja Persia. Konon, tidak ada pria lain yang lebih berkuasa – dari raja Persia: Ahasyweros. Dari Susan, ibukota Persia – ia berkuasa, mencakup India sampai Etiopia (cf. Est. 1:1-3).
Adalah Mordekhai – seorang Yahudi yang saleh. Suatu hari ia mendengar ikhtiar sepasang penjahat – untuk membunuh raja Persia. Karena iba – Mordekhai menyampaikan maksud jahat mereka kepada raja;– melalui Ester, yang telah menjadi ratu Persia. Atas jasanya itu: nama Mordekhai dicatat dalam buku sejarah (Persia).ia – ada seorang yang dianugerahi kebesaran oleh raja: Haman namanya. Ia sombong dan gila hormat. Namun, ia gusar hati – karena ulah Mordekhai – yang tak mau taat: tunduk bagai seorang abdi. Karena itu, ia hendak memusnahkan Mordekhai.Haman yang gusar hati – menceritakan itu kepada istri, dan para sahabat. Dan, mereka pun: menemukan solusi – hendak memusnakan Mordekhai. “Bangunkan tiang setinggi lima hasta – supaya Mordekhai disulahkan” – di depan istana raja.
Pada malam:– ketika Haman membangun tiang itu, raja terjaga dan tak bisa memejamkan mata. Maka: ia meminta kepada biduanda untuk membaca baginya sebuah “buku sejarah”. Raja berharap, dengan mendengar bacaan sejarah yang monoton – bisa ia pejamkan mata.
Terdengarlah raja: nama Mordekhai dicata dalam buku sejarah (Persia). Ia telah menyelamatkan raja dari sepasang penjahat yang telah merancang maut. Raja pun bangunlah. Ia memerintahkan Haman untuk mengenakan pakaian kebesaran kepada Mordekhai. Kemudian Mordekhai diarak mengelilingi kota. Sedang Haman, berseru di depanya: Beginilah dilakukan kepada orang – yang kepadanya raja berkenan (cf. Est 6:11).
Seperti sudah dikatakan terlebih dahulu, dalam kitab Ester, nama Allah tak pernah sekali pun disebut. Namun, hal ini tidak menjadi bukti – absensi Ilahi. Karena, bagaimana pun juga: “Allah senantiasa turun tangan dan ikut campur tangan.”
Demikian, walau pun kitab Ester tidak menyebut Allah dalam kata – namun Ia hadir dalam karya. Allah yang tak disebut dalam kata – telah berkarya: menyelamatkan seorang Yahudi yang saleh: Mordekhai – dari niat busuk Haman.
Hampir pasti: kitab Ester mengajak pembaca untuk mengendus jejak Allah – bukan dalam kata tetapi karya. Dan:– dalam kitab Ester, walau pun nama Allah tak sekali pun dibicara – namun, Ia ada dan Ia tidak berdiam diri. He is there!
Penulis adalah skolastik Claretian. Pecinta sastra. Tinggal di Kupang.*
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.