Hari Senin Pekan IV Paskah, 9 Mei 2022
Bacaan I: Kis. 11:1-18
Bacaan Injil: Yoh. 10:1-10
Penaclaret.com– Sahabat-sahabat pena claret yang terkasih di dalam Kristus, pintu merupakan sebuah gerbang masuk maupun keluarnya seseorang dari rumahnya yang sudah tentu tidak asing lagi bagi kita. Namun, pintu yang akan dijadikan sebagai pijakan dalam renungan singkat ini bukan dalam pengertian fisik melainkan sebuah pintu kehidupan. Pintu kehidupan ini secara tidak langsung diungkapkan oleh Yesus untuk menjelaskan identitas-Nya sebagai seorang Gembala yang baik. Yesus berkata, “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput (Yoh.10:9)”
Penyelamatan Yesus sebagai Sang Gembala manusia itu ibarat sebuah pintu menuju ‘padang rumput’ yang selalu terbuka bagi kawanan domba-domba-Nya. Pintu yang terbuka itu, tidak hanya menghubungkan Gembala dan kawanan domba-domba-Nya, melainkan juga menjembatani bumi dan surga, manusia dan Tuhan serta kehidupan dan kebinasaan. Hanya melalui Yesus yang adalah pintu kehidupan manusia, setiap orang yang percaya kepada-Nya bisa masuk, bertemu dan kembali membangun kekerabatan kasih bersama Allah, Penciptanya.
Melalui Yesus pula, manusia bisa kembali tinggal bersama Allah di taman Firdaus. Melalui pintu, orang bisa keluar dan masuk; pergi dan kembali ke rumah. Demikian halnya dengan Yesus, Dia telah datang ke dunia sebagai Gembala untuk menuntun kawanan gembalaan-Nya, yakni manusia kembali ke tanah air surgawi.
Gambaran tentu pintu kehidupan yang senantiasa terbuka merupakan symbol terang, persahabatan, kegembiraan, kebebasan dan kepercayaan. Berbeda dengan Yesus, pintu-pintu rumah maupun hati kita selalu tertutup dengan pertimbangan keamanan, tidak mau diganggu. Karena itu, kita perlu memperbaiki pintu hidup kita yang tertutup, merugikan, mengisolasi dan memisahkan kita dari kehidupan sosial. Biasanya, di balik pintu rumah itu selalu ada jalan yang akan menjadi penentu arah kehidupan kita. Bahkan jalan yang ditawarkan itu bukan hanya satu melainkan banyak.
Sementara kita bergerak maju, ada pintu-pintu palsu (zonk) yang turut terbuka bagi kita. Pintu-pintu itu terkadang menarik dan menyukakan mata tetapi, diujungnya adalah penipuan, padang gurun dan bukannya padang rumput. Pintu yang memasukkan orang pada padang gurun keegosiannya itu, cepat atau lambat akan mencemaskan bahkan membinasakannya. Pintu keegoisan itu adalah pintu versi kita pada masa kini yang dengan sendirinya bisa tertutup, terkunci, menghilangkan atau menghanguskan tiket keselamatan kita menuju padang rumput surgawi, yakni kerajaan Allah.
Yesus adalah pintu keselamatan kita. Dia adalah pintu yang menyelamatkan sebab menuntun kita untuk kembali masuk ke dalam padang rumput surgawi, yakni kerajaan Allah itu sendiri. Dia mengajak kita dan selalu mempekikkan suara-Nya bagi kita agar bergerak meninggalkan pintu-pintu yang ditawarkan dunia, pintu keegoisan kita sendiri yang selalu tertutup sebab hanya merupakan bayangan belaka. Karenanya, jangan takut dan bukalah pintu rumah dan pintu hatimu bagi Sang Gembala yang Baik, yakni Yesus sendiri untuk bisa masuk dan mendapatimu lalu menyelamatkanmu.
“Jangan takut dan bukalah pintu bagi Kristus” ini adalah seruan profetis Santo Yohanes Paulus II saat dilantik menjadi Bapa Suci dan juga selama tugas kegembalaannya sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik-Roma. St. Yohanes Paulus II menghendaki kita agar selalu membuka pintu seperti sepertiyang dilakukan oleh kedua murid yang sedang berjalan menuju Emaus. Mintalah Dia agar tinggal bersama kita, menuntun kita kembali ke tanah air surgawi dan membuat kita mengerti akan keberimanan kita. Beriman kepada Yesus berarti memutuskan untuk tinggal bersama-Nya, hidup dengan-Nya dan berbagi dengan sesama. Semoga rahmat Tuhan senantiasa melimpah atas hidup kita sekalian.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.