Inisiatif Allah yang Tak Terukur

Picture by: SANG SABDA - WordPress.com

Bacaan Injil: Luk 7:36-50

Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, hari ini kita disuguhkan oleh sebuah kisah dari Injil Lukas yang sangat dramatis dan tentu saja sangat inspiratif. Salah satu penekanan dalam Injil yang dibacakan pada hari ini adalah Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan yang hilang (Luk 19:10). Persis kisah Injil ini merupakan salah satu manifestasi dari rencana keselamatan itu sendiri. Yesus ingin agar orang-orang yang berjumpa dengan-Nya diselamatkan termasuk mereka yang berdosa. Meski demikian, rupa-rupanya tidak semua orang menerima keselamatan yang dibawa Yesus. Seperti apakah kisahnya? Mari kita bertolak lebih dalam merenungkan kisah ini.

Latar tempat dalam kisah Injil digambarkan di rumah seorang Farisi yang bernama Simon. Perlu diingat bahwa Simon yang dimaksud bukanlah Simon Petrus. Nama Simon lazim digunakan orang-orang pada masa itu. Saat itu, Yesus hadir sebagai tamu undangan di rumah Simon. Agak mencurigakan, Simon yang adalah seorang Farisi yang kerap kali menolak Yesus dan ajaran-ajaran-Nya malah mengundang Yesus untuk makan di rumahnya. Simon rupa-rupanya ingin menjebak Yesus agar dapat menemukan kesalahan-Nya. Bahkan seorang perempuan berdosa yang masuk tanpa diundang pun tidak dilarang sama sekali oleh Simon si tuan rumah. Sebab, baginya dengan begitu rencananya dan orang-orang Farisi lainnya berjalan dengan mulus.

Baca Juga:

Kebebasan yang Tidak Mengabaikan Ketaatan

Sahabat Pena Claret yang terkasih, inti dari kisah Injil hari ini terletak pada kontradiksi tindakan antara Simon si orang Farisi dan perempuan berdosa yang datang dan membasuh kaki Yesus. Perempuan berdosa tersebut sadar bahwa di hatinya terdapat brankas dosa yang telah ia perbuat. Ia ingin membongkar brankas tersebut agar kembali menjalin relasi yang mesra dengan Allah. Kesadaran inilah yang membawa dia pada suatu sikap iman yang kokoh bahwa Yesus adalah Juruselamat yang akan menyelamatkan dia dari dosa-dosanya. Bahkan, ia membasuh kaki Yesus dengan air matanya.

Baca juga :  Membendung Keinginan

Sahabat Pena Claret yang terkasih, belajar dari bacaan Injil hari ini kita diajak untuk memposisikan diri sebagai seorang perempuan berdosa. Kita diajak untuk merendahkan diri di hadapan Allah. Dengan demikian, hari demi hari kita terus menerus membarui diri dan semakin mempererat relasi dengan Tuhan. Ada pepatah yang mungkin sangat familiar di telinga kita yang sekiranya memantik kita untuk selalu dekat dengan Tuhan dan membebaskan kita dari dosa-dosa; “Orang kudus mepunyai masa lalu, orang berdosa pun punya masa depan.” Semoga Tuhan membantu kita semua. Amin.

Baca Juga:

Salib: Antara Hina dan Cinta