Yesus Kabar Buruk Bagi Herodes

Picture by: ichi.pro

Kamis Pekan Biasa XXV

Bacaan I: Hag 1:1-8

Bacaan Injil: Luk 9:7-9

Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, bacaan-bacaan suci hari ini sangat menarik untuk direfleksikan. Bacaan pertama dari nubuat Hagai mengingatkan untuk terus menerus membangun keutamaan sebagai umat pilihan Allah. Kita diajak untuk selalu membagun relasi dengan Allah dalam iman, harapan dan kasih. Selain itu kita juga harus mambangun hubungan kita dengan sesama melalui kebijaksanaan, keadilan, keberanian dan kerendahan hati. Kita tidak menyangsikan terkadang dalam hidup kita sering mengutamakan yang satu dan mengabaikan yang lain.

Bangsa Israel, setelah kembali dari pembuangan di Babel mereka cenderung memikirkan diri mereka sendiri. Mereka sibuk dengan pemulihan ekonomi dan lupa Tuhan yang menyertai mereka keluar dari Mesir. “Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN” (Hag 1:2). Dalam situasi seperti itu Tuhan mengingatkan mereka melalui nubuat Hagai dengan bahasa yang cukup keras, “Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang” (Hag 1:6). Di sini kita melihat bahwa usaha mereka sia-sia belaka, tidak memperoleh berkat dari Tuhan.

Baca juga :  Aku Diselamatkan Karena Percaya

Sahabat Pena Claret yang terkasih, kita cenderung memikirkan diri sendiri dan menjadikan kita pribadi yang egois. Hati kita seolah dingin dengan situasi di luar kita. Banyak waktu yang disita demi mengejar materi daripada ingin berjumpa dengan Tuhan. Kita tenggelam dalam kesibukan mengejar materi sampai waktu untuk diam bersama Tuhan pun diabaikan. Jika demikian bagaimana kita melayani sesama yang tentunnya membutuhkan kehadiran kita? Bacaan pertama mengajak kita untuk selalu membangun relasi bersama Tuhan yang telah memberikan kita kehidupan. Perjumpaan kita dengan Tuhan dapat kita praktekan dalam hidup harian kita.

Baca juga :  Kesetiaan Wanita

Kita beralih ke bacaan Injil. Penginjil Lukas pada hari ini mengisahkan Herodes yang penasaran dan sekaligus cemas dengan berita munculnya seseorang yang sangat berpengaruh. Apalagi dia mendengar bahwa orang tersebut adalah Yohanes yang bangkit, setelah mati dipenggal kepalanya atas perintahnya sendiri. Sementara orang lain mengatakan bahwa orang itu adalah Elia. Kata orang inilah yang mencemaskan Herodes dan ia pun ingin berjumpa dengan Yesus.

Keinginan Herodes untuk berjumpa dengan Yesus, berangkat dari rasa ketidakbebasannya. Ia merasa cemas kalau Yesus nantinya bisa mengambil alih kekuasannya. Di lain sisi, Herodes pun hidup dalam perasaan tidak tenang karena sudah membunuh Yohanes Pembaptis. “Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu” (Luk 9:9). Rasa ingin bertemu dengan Yesus dimotori kecurigaan dan pertanyaan seberapa hebat Yesus. Kecemasan Herodes lahir dari perjumpaannya dengan realitas bahwa ada yang lebih dahsyat daripada dirinya. Satu-satunya cara menghilangkan kecemasannya adalah bertemu dengan Yesus dan mungkin menyusun siasat mengalahkan atau bahkan membunuh Dia.

Baca juga :  Pengalaman yang Membahagiakan

Sahabat Pena Claret yang terkasih, di dalam kehidupan kita apakah kita juga ingin berjumpa dengan Yesus? Apa motivasi kita untuk berjumpa dengan Yesus? Jika Herodes ingin bertemu dengan Yesus karena kecemasannya kalau-kalau Yesus akan melawannya, maka kita sebagai pengikut Kristus hendaknya memasrahkan diri kita, kecemasan dan ketakutan kita kepada Tuhan. Melalui bacaan Injil pada hari ini kita diajak untuk menyerahkan diri dan berjumpa dengan Tuhan. Kita bermain secara terbalik dengan Herodes. Herodes merasa kehadiran Yesus adalah ancaman bagi dirinya. Sementara bagi kita Yesus melindungi kita dari ancaman apapun. Perjumpaan kita dengan Tuhan harus lahir dari motivasi yang baik. Ketika kita mengalami perjumpaan yang mendalam dengan Yesus kita pasti akan dikuatkan. Tuhan memberkati.