Tidak Butuh Tanda untuk Percaya || Renungan Harian

Picture By id. lovepik.com

Hari Senin, Pekan Biasa VI

PW St. Sirilus, Rahib dan Metodius, Uskup

Bacaan I: Yak. 1:1-11

Bacaan Injil: Mrk. 8:11-13

Penaclaret.com – Sahabat pena claret yang terkasih. Dalam hidup sehari-hari banyak tanda yang dapat kita temukan di sekitar kita. Setiap tanda selalu memiliki fungsi menghadirkan sesuatu yang mewakili tanda itu. Misalnya pada hari ini kita merayakan valentine day atau hari kasih sayang. Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20  valentine ditandai dengan memberikan coklat atau bunga mawar kepada orang yang kita sayang. Tradisi tersebut berlangsung sampai sekarang dengan kata-kata romantis dan sedikit gombalan. 

Terlepas dari valentine, tanda juga dapat menghadirkan sesuatu yang bisa membantu kita untuk merasakan dan meyakini akan peristiwa tertentu. Orang Farisi dalam bacaan Injil hari ini turut meminta tanda dari Yesus. Namun Yesus justru bertanya dalam hati-Nya, mengapa angkatan ini meminta tanda? Jika kita berada bersama Yesus pada saat itu kita mungkin bertanya kepada-Nya, mengapa Yesus tidak memberikan mereka tanda? Toh, bukankah itu akan membuat mereka percaya kepada Yesus? 

Baca juga :  Introspeksi Dong!

Sepertinya, Yesus mengetahui niat sebenarnya dari orang Farisi. Mereka tidak meminta tanda agar mereka percaya tetapi hanya untuk mencobai Yesus saja. Mereka tidak mempunyai niat yang tulus dan sungguh-sungguh untuk mengenal Yesus. Motivasi orang Farisi dalam meminta tanda tidaklah murni. Ada banyak tanda kebaikan dan keselamatan yang sudah Yesus berikan kepada orang yang dijumpainya. Namun orang Farisi selalu mempersalahkan setiap tanda itu. Ketika meminta tanda kepada Yesus, orang Farisi tidak menyadari bahwa Yesus yang ada dihadapan mereka merupakan tanda Kehadiran Allah yang nyata dan menyelamatkan. Dia adalah tanda yang paling besar dan mulia dari Allah. Oleh karena itu, Yesus pun tidak menjawab apalagi memberikan tanda kepada orang Farisi bahkan Yesus meninggalkan mereka dengan naik ke perahu dan bertolak ke seberang. 

Baca juga :  Keterkejutan Maria dan Iman yang Peka | Renungan Harian

Di balik penolakan Yesus atas permintaan orang Farisi terdapat pelajaran yang sangat berharga bagi kita.  Yesus mau mengajak orang Farisi dan kita semua untuk dewasa dalam iman. Kedewasaan dalam iman adalah tidak tergantung pada suatu tanda, tetapi lebih pada sebuah kesadaran iman akan karya dan kehadiran Tuhan dalam hidup serta penyerahan diri secara total kepada-Nya. Dalam banyak kesempatan, kita mungkin sering bergumul dan menuntut tanda-tanda yang dapat meneguhkan iman kita kepada Tuhan. Kita memaksa Tuhan agar diberikan tanda supaya kita setia. Seolah-olah kita mengancam Tuhan jika Dia tidak memberikan sesuatu yang diminta, kita pun akan merajuk bahkan berpaling dari-Nya. Jika kita masih terjebak dalam sikap tersebut, kita sesungguhnya masih memiliki iman yang kekanak-kanakan. 

Baca juga :  Hanya Besar Omong

Tuhan telah memberikan banyak tanda kepada kita bahkan setiap hari dan tugas kita adalah  belajar untuk peka menyadari tanda-tanda tersebut. Tidak selamanya tanda yang diberikan Tuhan melalui suatu peristiwa yang luar biasa tetapi juga dalam peristiwa-peristiwa sederhana yang sering kita sepelekan. Namun lebih dari itu Yesus mengatakan, berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.