Tanda Salib Sebelum Mencuri Mangga

Picture by Beautiful

Hari Minggu Biasa XXXI

Bacaan I: Ul. 6:2-6

Bacaan II: Ibr. 7: 23-28

Bacaan Injil: Mrk. 12: 28b-34

penaclaret.com-“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu” (Mrk 12:30).

Waktu itu teman-teman dan saya sangat penasaran dengan buah mangga di simpang jalan yang sejalur dengan arah pulang kami. Yanto spontan memberikan senyuman usilnya yang diikuti dengan ajakan ‘mari kita panen’. Kami pun paham dengan baik ajakan itu, lalu masing-masing mencari kayu dan batu atau apa pun yang bisa membantu kami menjangkau buah-buah mangga itu. Ketika semua sudah siap dengan senjatanya, Alsi membuka lemparan itu dan seperti biasa dia tidak pernah melenceng, dua mangga pun turun bersamaan. Kami juga tidak mau kalah tentunya. Yanto yang sedari tadi merasa kurang beruntung tiba-tiba membuat gerakan yang menarik perhatian saya. Pada lemparan yang kesekian kalinya, dia membuat tanda salib yang diikuti dengan bisikan ‘pasti kena’ lalu melempar.

Baca juga :  Janganlah Kamu Khawatir!

Para sahabat Pena Claret, kisah di atas adalah pengalaman pribadi saya sewaktu duduk di bangku Sekolah Dasar. Yang menarik adalah ketika saya dan teman-teman mencuri mangga, ada pengalaman akan penyertaan Tuhan di sana. Tindakan Yanto menjadi sorotan pernyataan saya ini. Tanda salib yang dibuatnya sebelum melempar mangga dengan harapan bahwa akan menjatuhkan beberapa buah itu saya maknai secara berbeda. Kami mungkin saja melakukan tindakan yang salah, tetapi poin pentingnya adalah sejahat-jahatnya perbuatan kami atau Yanto, dia masih mengingat Tuhan dalam hidupnya.

Baca juga :  Sesama Sebagai Tuhan yang Hadir

Sobat Pena Claret mungkin tidak seburuk atau sebaik pengalaman kami, tetapi saya yakin  kita semua setuju bahwa kita punya pengalaman akan penyertaan Tuhan. Namun, yang kita sadari bukan Tuhan yang menyertai kita selalu, tetapi lebih pada pengalaman di mana kita merasa membutuhkan Tuhan. Pengalaman di mana kita merasa membutuhkan kehadiran, penyertaan, dan pertolongan Tuhan inilah yang menunjukkan bahwa kita sungguh mengasihi Tuhan. Mungkin begitu juga dengan pengalaman di mana kita merindukan orang-orang penting dalam hidup kita yang mungkin jauh jaraknya, itu menandakan bahwa kita benar-benar mengasihi mereka. “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mrk 12:31). Selamat hari Minggu Tuhan memberkati.