Tanda dan Iman

Hubert Eko Setiawan

Saatnya belajar dari Orang Lain
Sumber gambar: ClaretPath.Com

ClaretPath.ComTanda dan Iman

Hari Senin Pekan Biasa Ke-VI, 13 Februari 2023

Bacaan I: Kej. 4:1-15.25

Bacaan Injil: Mrk. 8:11-13

Para sahabat Claretpath yang baik hati. Dalam hidup kita sehari-hari, ada begitu banyak tanda yang dapat kita jumpai di sana-sini. Misalnya saat berkendara di jalan raya, baik menggunakan mobil atau pun motor, kita akan menemukan begitu banyak tanda/rambu-rambu lalu lintas; seperti, tanda dilarang parkir, berhenti, belok kiri, belok kanan, stop, dsb. Tanda/rambu-rambu lalu-lintas tersebut berguna untuk menjamin dan menunjang perjalanan para pengendara hingga tiba di tempat tujuan dengan selamat. Setiap tanda selalu memiliki simbol yang memberi suatu makna atau pun arti yang tersirat dari tanda tersebut.

Orang-orang Farisi dalam bacaan Injil hari ini turut meminta kepada Yesus suatu tanda dari Surga. Namun Yesus justru bertanya dalam hati-Nya, “Mengapa angkatan ini meminta tanda?” Nampaknya, Yesus mengetahui niat hati orang-orang Farisi. Niat mereka untuk meminta tanda dari Yesus hanyalah sebuah siasat iri hati untuk menjebak dan menemukan kesalahan Yesus. Mereka tidak mempunyai niat yang tulus dan sungguh-sungguh untuk mengenal Yesus. Motivasi orang-orang Farisi dalam meminta tanda tidaklah murni demi sebuah keselamatan.

Baca juga :  Percaya Sabda Tuhan

Alih-alih ingin meminta tanda, pernyataan orang-orang Farisi kepada Yesus justru menyatakan kedangkalan iman mereka sendiri. Mereka tidak menyadari bahwa kehadiran Yesuslah Kehadiran Allah yang nyata dan menyelamatkan. Dia adalah tanda yang paling besar dan mulia dari Allah. Oleh karena itu, Yesus pun tidak menjawab apalagi memberikan tanda kepada orang-orang Farisi bahkan Yesus meninggalkan mereka dengan naik ke perahu dan bertolak ke seberang. 

Baca juga :  Renungan Harian 21/04/2024 : Bukan Sembarang Pintu

Iman Yang Dewasa

Di balik penolakan Yesus atas permintaan orang-orang Farisi itu, terdapat pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Tuhan menghendaki kita semua untuk dewasa dalam beriman. Kedewasaan dalam iman adalah tidak tergantung pada suatu tanda, tetapi lebih pada sebuah kesadaran iman akan karya dan kehadiran Tuhan dalam hidup kita sehari-hari.

Sebagai mahkluk yang rapuh, kita mungkin sering bergumul dan menuntut tanda-tanda dari Tuhan. Tuntutan kita seakan memaksa Tuhan dan tidak berserah pada kehendak-Nya. Seolah-olah kita mengancam Tuhan jika Dia tidak memberikan sesuatu yang kita minta, kita pun akan merajuk bahkan berpaling dari-Nya. Jika kita masih terjebak dalam sikap tersebut, kita sesungguhnya masih memiliki iman yang kekanak-kanakan. 

Baca juga :  Apakah Aku Mengenal Dia?

Tuhan telah memberikan banyak tanda dalam hidup kita. Tugas kita adalah belajar untuk menemukan dan peka menyadari tanda-tanda tersebut. Tidak selamanya tanda yang diberikan Tuhan melalui suatu peristiwa yang luar biasa tetapi juga dalam peristiwa-peristiwa sederhana yang sering kita sepelekan. Namun lebih dari itu Yesus mengatakan, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”. Semoga Rahmat Tuhan Membantu Kita Sekalian.